Sebagai mahasiswa semester tua, sebut saja semester 8, keseharian gue tidak lepas dari kegiatan yang menjadi salah satu "kebahagiaan mahasiswa": skripsi . Terdiri dari banyak bab, skripsi sering kali menjadi kegalauan maksimal bagi para mahasiswa yang menjalaninya. Memilih judulnya saja sudah bingung, apalagi isinya, baik di bagian pendahuluan yang mencakup latar belakang, tujuan, dan batasan masalah, bagian isi yang mencakup tinjauan pustaka, data pengamatan, dan analisis, serta bagian penutup yang mencakup kesimpulan, saran, daftar pustaka, dan lampiran. Bagian-bagian tersebut belum menyinggung bagian "pra"-pendahuluan, ya, yang termasuk di dalamnya daftar isi, daftar gambar, ucapan terima kasih, abstrak, dan berbagai komponen lainnya yang menunjukkan betapa skripsi sangatlah menyenangkan *uhuk*. Terkadang, hal-hal detail dapat menjadi sesuatu yang menghambat pekerjaan, seperti misalnya penulisan daftar isi yang halamannya dapat berubah-ubah dan menjadi tida...
Gambar 1. Membuat daftar isi otomatis Keseharian gue sekarang boleh dibilang tidak dapat terpisahkan dari salah satu calon karya ter-favorit gue: skripsi . Selain dari otomatisasi daftar pustaka yang telah gue tulis di post yang lalu, gue juga melihat otomatisasi lain yang (semoga) dapat memudahkan kalian dalam membuat skripsi, laporan kerja praktek, karya ilmiah, ataupun membuat novel, yaitu otomatisasi daftar isi. Gue ingat pada zaman dahulu kala ketika (sepertinya) gue masih SMP (atau mungkin SD), gue baru bisa menuliskan daftar isi setelah gue selesai menuliskan makalah/artikel/laporan tugas sekolah. Hal tersebut dilakukan secara manual dengan melihat nomor halaman yang tertera pada Microsoft Word. Untungnya, waktu itu sebanyak-banyaknya laporan untuk tugas paling banyak kurang lebih 10 halaman. Tentunya bukanlah sebuah masalah besar untuk menuliskan daftar isinya satu per satu dengan melihat nomor halamannya. Namun, semakin tinggi tingkat pendidikan kita, tingkat kesu...
Lagi-lagi tidak terasa kalau kita akan segera meninggalkan 2014. Gue ingin sekedar intropeksi aja tentang banyak kegiatan yang udah gue lakukan di 2014. Dari semua hal tersebut, apakah gue telah melakukan hal yang baik? Mungkin baik atau tidaknya seseorang bukan dinilai oleh orang itu sendiri, melainkan orang lain. Tapi tidak ada salahnya untuk memasang target untuk dicapai setiap tahunnya. Gue merasa adanya daftar tentang "hal yang harus gue lakukan di 2015" merupakan motivasi sendiri untuk membuat gue fokus untuk memperbaiki diri. Bagi gue, tidak adanya target membuat apa yang ingin kita capai menjadi abu-abu. Boleh, lah, dianalogikan dengan suatu organisasi atau perusahaan; jika tidak ada target, maka tidak ada yang akan tercapai. Coba intip deh target gue di 2014 Gambar 1. Target 2014 Sejujurnya daftar ini membuat gue mencoba untuk selalu melakukan hal ini setiap hari (walaupun kenyataannya tidak selalu berhasil). Gue rasa tanpa daftar ini, gue akan semakin ...
Komentar
Posting Komentar