Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Gaya Hidup Sehat

Era modern ini, remaja seakan “dipaksa” menjalani gaya hidup tak sehat oleh karena tuntutan yang serba cepat terutama berkenaan dengan  akademis. Pelajar sudah akrab dengan deadline yang membuatnya harus terjaga hingga larut malam. Kurang tidur dapat menghambat proses kerja hormon tubuh, dan sel-sel tubuh tidak dapat diperbaharui akibat begadang  secara terus-menerus. Kondisi ini memang sangat terbantu oleh era globalisasi yang memasukan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, intensitas tinggi anak muda dalam penggunaan ala-alat canggih serbabisa ini juga memberikan suatu gaya hidup yang tak sehat, yakni membuat mereka jarang melakukan aktivitas olahraga karena terlalu asyik dengan gadget -nya.  Tersedianya fast food dengan harga yang terjangkau semakin memperburuk gaya hidup remaja karena telah terbukti dalam penelitian bahwa makanan cepat saji mengandung banyak kolesterol jahat yang tentu saja tidak baik untuk kesehatan. Tubuh yang sehat tidak akan tercap...

Pentingnya Kotak Darurat

Akhir-akhir ini sering kita mendengar surat kabar bercerita tentang sekumpulan bencana yang mampir melewati negeri kita. Sebut saja banjir Jakarta, siaga Gunung Sinabung, maupun Gempa Kebumen. Bencana merupakan sebuah hal yang dihindari oleh setiap manusia. Belum lagi kedatangan bencana juga tidak menutup kemungkinan diiringi dengan hilangnya harta benda yang kita miliki, dan bahkan sampai harus merenggut nyawa orang-orang tersayang yang berada di tempat kejadian bencana tersebut.  Bencana merupakan sesuatu yang datangnya tiba-tiba walaupun beberapa diantaranya sudah menunjukkan tanda seperti berlebihnya kapasitas air dalam bendungan yang menyebabkan banjir menerjang, ataupun asap gunung api sebagai tanda bahwa akan terjadi erupsi. Tak jarang korban gagal menyelamatkan diri akibat dari tidak mempersiapkan “kotak darurat” yang seharusnya sengaja disediakan jika bencana menerjang. Oleh karena persiapan yang kurang, kondisi tenang yang harusnya bisa menghindarkan kita dari bencan...

Sinar Sandaran Semut

Halo, pagi! Halo, mentari! Kilaumu memang selalu membuat pagiku bermakna. Kehadiranmulah alasanku masih terbangun di pagi ini. Dekapan hangatmu diiringi senyuman cerah yang menghasilkan rona merah wajahku. Ah… nikmatnya. Setidaknya itu yang ada dalam benakku. Aku masih terpejam. Presensimu dalam keseharianku yang membawaku terus membayangkanmu. Aku masih tebaring di atas surga dunia. Kasur kecilku ini telah mengambil tempat tersendiri jauh di dalam hatiku. Ialah yang menemaniku sedari aku masih amat belia. Tak terhitung pula berjuta cerita hati yang tak bosannya ia dengarkan; saksi bisu dalam kisah pilu hujan malam. Kesendirianku memang menyebalkan. Aku belum lama mengenal mentari. Maklum, aku biasa tinggal di bawah gundukan tanah berliku yang sudah kuberi tanda arah pada jalan yang biasa aku lalui agar aku tak tersesat. Nasibku memang tak seberuntung semut lainnya, yang selalu pergi bersama, bergotong royong menyimpan cadangan makanan musim dingin, dan bahu membahu membantu S...

Pahit Kopi Kebun

Slurp… begitu suara merdu yang terdengar dengan aroma yang sungguh menggelitik hati. Hiruk pikuk keramaian tak mengusik kenikmatan segelas cappuccino- ku; hanyut tenggelam sampai ke dalam jiwa. Lembut krim susu bersembunyi dalam kuat kafein yang mengalir keras menyisir sayap kiri otak, dan perlahan membasahi bagian sebelahnya. Slurp… hangat seteguk kopi memang tak ada bandingnya. Halaman depan rumah seolah hanya menjadi penghias, dan semua serangga berisik itu tak dapat menggangguku mencerna setiap tetes kopi yang sedikit demi sedikit mengalir melalui kering tenggorok yang menjerit histeris menyambut kedatangan tamunya itu. Sesuatu yang special memang selalu ditunggu. Ketika ia datang, tak satupun orang bodoh yang akan melepasnya dengan suka cita. Kalau dipikir lagi,ternyata pemandangan di depanku ini boleh juga. Mekar bunga kemerahan tertawa riang. Tentu saja senyum hijaunya itu yang paling menyilaukan hati. Sejenak aku melupakan kopiku dan mengagumi keindahan lain di depan m...

Nasiku (bukan) Kebutuhanku

Makanan Indonesia sangatlah beragam. Dari Sabang sampai Merauke, tersedia beraneka ragam makanan khas masing-masing daerah yang siap menggoyang lidah kita. Makanan manis, asam, ataupun asin tidak menyurutkan minat para pencinta kuliner untuk mencicipinya satu per satu. Namun, ada yang dirasa kurang ketika bermacam-macam lauk itu tidak diiring dengan konsumsi utama masyarakat Indonesia, yaitu nasi. Beberapa orang Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan yang tidak dapat dilewatkan. Bahkan, mereka beranggapan bahwa tidak makan nasi sama dengan tidak makan sama sekali. Kebiasaan ini mencakup hampir sebagian besar kalangan masyarakat baik yang bekerja sebagai pegawai kantor, nelayan, maupun  bussiness man. Namun, tahukah Anda bahwa karbohidrat yang terdapat dalam nasi merupakan karbohidrat yang paling jahat jika dibandingkan dengan sumber karbohidrat lain seperti sagu, kentang ataupun singkong? Kadar glukosa yang terkandung pun dikategorikan cukup banyak sehingga terlalu banyak m...

Ironi Air Kali

Sepanjang awal tahun 2014, Indonesia terus diguyur hujan lebat hampir setiap harinya. Imbasnya sudah seperti yang kita duga, air sungai meningkat dan meluap membanjiri sepanjang  jalan-jalan di Jakarta. System drainase yang tidak baik semakin memperparah banjir yang terjadi. Apalagi ditambah dengan menumpuknya sampah yang ada di kali maupun di sungai. Tidak tanggung-tanggung karena tinggi banjir sudah sampai lebih dari tinggi rata-rata orang Indonesia. Sungguh miris karena tak hanya harta benda yang menjadi korban, tetapi juga nyawa manusia yang terseret derasnya arus. Belum lagi after effect yang ditimbulkan berupa penyakit kulit, dan kekurangan persediaan makanan. Problem banjir telah menjadi suatu hal yang tidak aneh bagi warga Jakarta terutama ketika musim hujan. Problem ini bahkan telah diekspektasi akan terjadi di setiap harinya. Muncul sebuah pertanyaan besar mengapa hingga sekarang problem ini masih saja belum dapat diatasi. Jawabannya jelas, yakni ulah manusia itu sen...

Setetes Darah Kehidupan

Setiap harinya terjadi kematian yang disebabkan oleh kekurangan pasokan darah. Walau tanpa disertai data yang valid, kasus seperti ini adalah hal yang benar terjadi melihat fakta bahwa dalam sebagian besar tubuh manusia terkandung darah baik dalam bentuk sel maupun plasma. Tidak mengherankan pula jika banyak terjadi kecelakaan berdarah mengingat transportasi yang melimpah di Indonesia dan faktor human error yang dapat menyebabkan tragedi fatal. Belum lagi adanya penyakit anemia pada beberapa individu dan juga kebutuhan darah pascakelahiran. Darah menjadi kebutuhan vital manusia. Namun darah tidak ada dengan sendirinya. Pada manusia sehat yang terluka gores, darah yang keluar dapat dengan mudah digantikan dengan suplai darah yang terdapat di dalam tubuh. Hal tersebut tidak berlaku jika darah hilang dalam jumlah yang besar karena dalam seketika tubuh akan menjadi lemas dan tidak ada cukup kekuatan untuk menggantikan darah yang hilang. Oleh karena itu, dibutuhkan sejumlah darah yang...