Killing Time
Pagi-pagi, saya bangun siang (bukan pagi lagi dong?). Puasa begini memang enaknya bangun siang, terutama pada hari libur. Jadi, ketika bangun, tidak terasa sudah setengah hari terlewati. Hmm..
Siangnya, bersama papa membetulkan roda pagar rumah saya yang rusak. Rodanya sudah dibeli, tinggal dipasang. Hasilnya? RODANYA KEGEDEAN!!! Waduh.. Gawat itu.. Rodanya tidak mungkin ditukar. Terpaksa dipaksa walaupun agak sedikit memaksa. Cukup rumit, dan cukup menguras energi terlebih di tengah sinar terik matahari. Setelah roda depan terpasang, hasilnya oke. Namun, imbasnya adalah roda belakang menjadi gantung alias ngambang. Tetapi, pagarnya menjadi lancar untuk dibuka-tutup, tidak seperti sebelumnya yang harus bersusah payah terlebih dahulu. Oke, selanjutnya roda belakang. Lebih sulit dari perkiraan dikarenakan sudutnya sangat sempit sampai sempat menyebabkan saya kram. Namun, jerih payah kami terbayar. Lancar, dan sangat enak. Bahkan dengan sekali dorongan, pintu pagarnya sudah dapa tertutup. Masalah kedua muncul. Karena diameter rodanya lebih besar, otomatis pagarnya jadi lebih tinggi, dan menyebabkannya menjadi tidak bisa masuk dan tidak bisa dikunci. Dipukul-pukul deh pake palu. Percobaan pertama, belum berhasil. Percobaan kedua, masih gagal. Percobaan ketiga, kok gak sukses-sukses ya? Lagi, kembali kami melakukan 'sedikit' pemaksaan yang akhirnya menyebabkannya 'sedikit' rusak. Everything still under control. So, no problem. Tinggal di-las aja. Sukses!
Sorenya, latihan karate. Ambil baju, pake celana. Masukkin baju, hp, iPod, dompet, dan sabuk ke tas. Berangkaaat! Sesampainya disana, sepi. Baru saya dan Senpai Azziz saja yang datang. Memang, ketika itu masih pukul 4 kurang 10 sementara latihan dimulai pukul 4. Jadi, kami ngobrol-ngobrol sembari 'membunuh waktu' alias killing time. Waktu menunjukan pukul 4 lewat 5, dan masih belum ada yang datang. Tadinya, kami sudah hampir memulai. Jadi teringat dahulu kala di mana saya bersama teman saya Ardi latihan karate secara private. It was a long time ago. Namun, tiba-tiba segerombolan murid karate datang dan seketika menjadi ramai. Bagus lah..
Latihan dimulai. Upacara, pemanasan, lalu kami bermain sebuah kata yang baru pertama kali saya dengar. Kalau tidak salah namanya Taikyo. Kata ini lebih dasar dari 5 kata heian. Buat yang belum tahu, kata merupakan gabungan dari gerakan-gerakan karate yang fungsinya bisa bermacam-macam. Kata merupakan perkembangan dari kihon yang merupakan gerakan dasar. 10 kali latihan kata yang sama, kami pun di-tes. Ternyata, masih saja ada yang lupa termasuk saya sendiri. Padahal sebenarnya kata ini sangat simpel dengan hanya menggabungkan dua gerakan dalam karate. Namun masalahnya terletak pada perputaran-perputaran yang memusingkan. Ya pada akhirnya hafal juga.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan puku 5.15. Pendinginan, lalu upacara. Ganti baju, pulang. Dengan begini maka waktu berbuka tinggal sebentar lagi. Yey!
Sesampainya di rumah, mama sudah menyiapkan banyak makanan mulai dari lumpia, sus, pastel, dan banyak lagi yang dihidangkan di atas sebuah piring besar layaknya ia menjamu tamu pengajian dengan jumlah yang banyak. Sempat kaget juga, karena terkesan berlebihan. Tapi yah nikmati saja apa yang ada. Azan magrib berkumandang, kami pun berbuka. Alhamdulillah. 12 hari terlewati, tinggal 18 hari lagi. Makan, dan tahu apa? Makanan yang tadi mama hidangkan segitu banyaknya tinggal bersisa sekitar 2-3 buah lagi. Lapar, doyan, apa dua-duanya? Siapa peduli. Yang penting kenyang. Thanks ma!
Siangnya, bersama papa membetulkan roda pagar rumah saya yang rusak. Rodanya sudah dibeli, tinggal dipasang. Hasilnya? RODANYA KEGEDEAN!!! Waduh.. Gawat itu.. Rodanya tidak mungkin ditukar. Terpaksa dipaksa walaupun agak sedikit memaksa. Cukup rumit, dan cukup menguras energi terlebih di tengah sinar terik matahari. Setelah roda depan terpasang, hasilnya oke. Namun, imbasnya adalah roda belakang menjadi gantung alias ngambang. Tetapi, pagarnya menjadi lancar untuk dibuka-tutup, tidak seperti sebelumnya yang harus bersusah payah terlebih dahulu. Oke, selanjutnya roda belakang. Lebih sulit dari perkiraan dikarenakan sudutnya sangat sempit sampai sempat menyebabkan saya kram. Namun, jerih payah kami terbayar. Lancar, dan sangat enak. Bahkan dengan sekali dorongan, pintu pagarnya sudah dapa tertutup. Masalah kedua muncul. Karena diameter rodanya lebih besar, otomatis pagarnya jadi lebih tinggi, dan menyebabkannya menjadi tidak bisa masuk dan tidak bisa dikunci. Dipukul-pukul deh pake palu. Percobaan pertama, belum berhasil. Percobaan kedua, masih gagal. Percobaan ketiga, kok gak sukses-sukses ya? Lagi, kembali kami melakukan 'sedikit' pemaksaan yang akhirnya menyebabkannya 'sedikit' rusak. Everything still under control. So, no problem. Tinggal di-las aja. Sukses!
Sorenya, latihan karate. Ambil baju, pake celana. Masukkin baju, hp, iPod, dompet, dan sabuk ke tas. Berangkaaat! Sesampainya disana, sepi. Baru saya dan Senpai Azziz saja yang datang. Memang, ketika itu masih pukul 4 kurang 10 sementara latihan dimulai pukul 4. Jadi, kami ngobrol-ngobrol sembari 'membunuh waktu' alias killing time. Waktu menunjukan pukul 4 lewat 5, dan masih belum ada yang datang. Tadinya, kami sudah hampir memulai. Jadi teringat dahulu kala di mana saya bersama teman saya Ardi latihan karate secara private. It was a long time ago. Namun, tiba-tiba segerombolan murid karate datang dan seketika menjadi ramai. Bagus lah..
Latihan dimulai. Upacara, pemanasan, lalu kami bermain sebuah kata yang baru pertama kali saya dengar. Kalau tidak salah namanya Taikyo. Kata ini lebih dasar dari 5 kata heian. Buat yang belum tahu, kata merupakan gabungan dari gerakan-gerakan karate yang fungsinya bisa bermacam-macam. Kata merupakan perkembangan dari kihon yang merupakan gerakan dasar. 10 kali latihan kata yang sama, kami pun di-tes. Ternyata, masih saja ada yang lupa termasuk saya sendiri. Padahal sebenarnya kata ini sangat simpel dengan hanya menggabungkan dua gerakan dalam karate. Namun masalahnya terletak pada perputaran-perputaran yang memusingkan. Ya pada akhirnya hafal juga.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan puku 5.15. Pendinginan, lalu upacara. Ganti baju, pulang. Dengan begini maka waktu berbuka tinggal sebentar lagi. Yey!
Sesampainya di rumah, mama sudah menyiapkan banyak makanan mulai dari lumpia, sus, pastel, dan banyak lagi yang dihidangkan di atas sebuah piring besar layaknya ia menjamu tamu pengajian dengan jumlah yang banyak. Sempat kaget juga, karena terkesan berlebihan. Tapi yah nikmati saja apa yang ada. Azan magrib berkumandang, kami pun berbuka. Alhamdulillah. 12 hari terlewati, tinggal 18 hari lagi. Makan, dan tahu apa? Makanan yang tadi mama hidangkan segitu banyaknya tinggal bersisa sekitar 2-3 buah lagi. Lapar, doyan, apa dua-duanya? Siapa peduli. Yang penting kenyang. Thanks ma!
sebenarnya roda msh bs ditukar tp was having a big M that time he3x
BalasHapus