Mengerucuti Inspirasi

Gue merasa salah satu hal tersulit dalam membuat sebuah tulisan adalah mencari sebuah topik. Kalau mungkin pernah dengar, ada istilah writer's block *coba baca tautannya, menarik hehe*. Walaupun kemarin gue bilang bahwa tidak ada batasan dalam menulis, tetap saja tidak adanya batasan tersebut yang membuat kita mentok inspirasi. Mengutip beberapa permasalahan dari tautan tersebut, salah satunya adalah terlalu banyak ide sampai tidak bisa dituangkan menjadi sebuah cerita. Memang benar, tapi apakah kita mau membatasi diri sendiri? Pikiran tentang batas diri pada kenyataannya ada, dan kita perlu menyadari batas tesebut. Namun, batas tersebut dapat kita tembus, seperti post gue dulu. Nah, sekarang tinggal menentukan bagaimana kita bisa mem-filter berjuta ide kita untuk menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati.

Bagi gue, inspirasi dapat datang dari mana saja. Orang di kereta atau kendaraan umum lainnya, pemain bola atau olahragawan lain, pegawai kantor, anak kecil, abang-abang warteg, kondektur bis, gamers, tempat travel favorit, ataupun tokoh-tokoh idola merupakan beberapa ide dari limpahan ide di dunia yang dapat dijadikan inspirasi dalam membuat sebuah tulisan. Gue tahu semua menarik. Gue tahu semua pengen banget gue tulis, bahkan dalam waktu yang bersamaan. Tapi lebih baik jika fokus terlebih dahulu satu. Gue ingat beberapa waktu yang lalu beberapa kali gagal menyelesaikan sebuah cerita. Terlalu banyak cerita yang "memanggil" di dalam otak, dan gue mencoba menuliskan semuanya dalam waktu yang bersamaan. Hasilnya? Nihil. Hanya cerita-cerita tak berujung. Jujur aja, cerita nanggung tak berujung yang sudah ditinggalkan selama beberapa waktu bagi gue sudah sulit untuk membangkitkan kembali mood untuk menulis cerita tersebut. Jadi, fokus!
Gambar 1. Ide. Beberapa udah ditulis,
tapi sisanya disensor ya biar ga spoiler :p

Tentu saja gue juga tidak mau ide-ide di otak gue tadi menghilang begitu saja. Maka dari itu, gue "mencatat" ide-ide tersebut untuk nantinya gue tulis. Memang, semangatnya tidak semenggebu pada saat ide tersebut terpikirkan, tapi setidaknya gue tidak akan kehabisan inspirasi *semoga*. Menulislah catatan untuk menulis cerita. Menulis untuk menulis *haha*, karena untuk menulis pun perlu menulis *apa sih*. Intinya buatlah catatan. Walaupun otak manusia *katanya* bisa menyimpan hingga berjuta gigabyte, jauh melebihi kapasitas laptop yang rata-rata sekarang berkisar 500 gigabyte saja, tetap manusia tidak akan luput dari sifat lupa. Menulislah sebelum lupa. Nantinya, kita sendiri yang akan tertawa mengenang memori tentang suatu momen ataupun  sebuah cerita yang kita tulis (seperti halnya gue yang lucu sendiri melihat tulisan pertama gue di blog). Menulislah untuk kesenangan :D

P.S. Bisa, lah, ya, mencoba untuk menulis ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

Target 2015