Deplesi Waktu

Waktu adalah uang. Begitu pepatah mengatakan. Waktu adalah pedang. Itu pula yang sering kita dengar. Benar, karena pedang tidak dapat menjadi alat yang bermanfaat jika tidak digunakan dengan baik dan bahkan bisa menyakiti orang lain. Setiap manusia diberi waktu 24 jam dalam hidupnya. Ada yang memanfaatkannya dengan baik, dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, namun ada pula yang hanya memanfaatkannya untuk hura-hura dan bahkan menjurus ke arah perbuatan negatif. Sudah sepatutnya kita menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya karena waktu tidak dapat kembali. Jangan sampai terucap kata "Ah, kalau saja ...", dan kata-kata semacamnya.

Saya cukup bingung dengan kondisi yang saya alami sekarang berkenaan dengan waktu. Saya yakin ini juga bisa jadi telah atau akan menghampiri setiap orang karena hal ini sangatlah umum terjadi. Saya terjebak ke dalam lima hal yang idealnya semua meminta saya untuk menaruh 100% perhatian saya dalam hal-hal tersebut. Kelima hal itu adalah keluarga, akademis, pacar, organisasi, dan me time.

Sebagai pihak yang telah membesarkan saya, tentu keluarga menjadi tempat kembali. Ketika kita sibuk, pasti ada terbesit sebuah keinginnan dari hati kecil untuk pulang ke rumah, kangen dengan keluarga. Begitupun sebaliknya ketika mereka yang juga kangen kepada kita. Sudah menjadi keharusan untuk menjadikan keluarga sebagai prioritas utama.

Salah satu kewajiban utama mahasiswa adalah akademis. Semakin tinggi tingkat kuliah, mata kuliahnya semakin sulit sehingga menuntut kita untuk memberi waktu lebih untuk fokus belajar dan mengerti tentang pelajaran tersebut.

Pacar! Sudah pasti ini menjadi prioritas utama. Siapa yang tidak senang punya pacar? Apalagi jika dia baik, perhatian, dan pengertian. Tentu kita akan semakin dekat dengan dia.

Walaupun organisasi bukanlah suatu keharusan, menjadi bagian dari organisasi memberikan suatu kebanggaan tersendiri. Sangat disayangkan bula lapangan organisasi yang teresdia di kuliah tidak dimangaatkan. Kompensasinya tentu saja mereka meminta waktu lebih dari kita.

Semua hal tadi menjadi tidak bermanfaat bila kita tidak memikirkan waktu untuk diri sendiri. Tidak mungkin kita melakukan semua itu tetapi tidak tidur selama seminggu ataupun tidak makan sebulan. Tidak pula kita tidak bersosial sama sekali dengan teman walau hanya nongkrong sebentar. Tidak bersosial bukanlah hal yang dilarang, namun itu dirasa tidak etis meliat peran manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu waktu pribadi menjadi salah satu bagian yang harus diprioritaskan.

Lalu bagaimana semua itu harus dibagi ke dalam 24 jam hidup kita per harinya dengan porsi yang pas? Kita buat diri kita untuk pintar dalam mengatur waktu. Teorinya adalah semakin kita menunda suatu pekerjaan, makan pekerjaan kita akan semakin menumpuk. Walau begitu, praktiknya tidaklah semudah teorinya. Kita harus benar-benar paksakan diri kita untuk memilah mana yang benar-benar menjadi prioritas dan harus dikerjakan terlebih dahulu, terutama ketika jadwal padat karena kita tidak dapat sedetik pun menyia-nyiakan waktu. Ketika semua berhasil ter-manage dengan baik, kita sendiri yang akan terpuaskan.

Namun, ada situasi dimana kegiatan-kegiatan kita tadi terjadi di saat yang bersamaan dan meletakan kita pada suatu dilema karena semua kegiatan tersebut tidak kalah penting antara satu dengan yang lainnya. Butuh kepala yang dingin untuk menentukan pilihan di dalam suasana hati yang berkecamuk akibat dari keinginan hati yang meneriakan keinginan untuk mengikuti seluruh kegiatan tadi, tetapi diri ini tidak dapat dibelah. Harus ada yang dikorbankan. Berpikirlah dewasa, dan komunikasikan dengan baik

Seiring berjalannya waktu, pengalaman akan semakin bertambah dan kemampuan alokasi waktu diri harus lebih baik. Menghibur diri boleh, namun kurangi porsinya untuk hal-hal yang jauh lebih penting. Kejarlah kehidupan di dunia seakan kamu hidup selamanya, tetapi kejarlah kehidupan akhirat seakan kamu mati esok.
--SalamSukses

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley