Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

A Brand New Day

Saya pikir dengan liburan seminggu kondisi jalan menuju/pulang sekolah saya akan menjadi tidak macet lagi. Ternyata perkiraan saya tadi salah. Namun, ada perubahan pada kondisi jalan tersebut. Supaya dapat memperbaiki jalan tanpa ada kendaraan yang lewat, maka jalan yang mengarah ke Toserba Yogya dialihkan ke jalan sebaliknya. Sampai di tempat tersebut, dialihkan lagi ke tempat semula. Begitupun yang dari arah sebaliknya dialihkan dari sekitar Hypermart hingga Yogya. Kabar baik mendengar ada perubahan demi kebaikan. Namun, segala yang diperbaiki tidak bisa sebaik yang awal. Memang mungkin bahan dasar jalannya sama, yaitu beton, lalu diaspal. Namun, mereka hanya menambah baru diatas jalan yang rusak sehingga permukaan jalan menjadi tinggi, dan saluran air yang lama tertutupi dengan permukaan jalan tadi. Efeknya mungkin belum terasa, tetapi jika saja turun hujan, air yang turun tidak akan terbuang dan akan mengambang di permukaan jalan. Jikalau meresap, akan melapukan batuan pembentuk ja

Kisah di dalam Sebuah Kereta

Sabtu, ada yang masuk, ada yang tidak.. Saya termasuk yang kedua. Haha. Ok, hari ini saya pulang dari Jakarta. Cukup pagi buat saya terutama karena ini hari libur, yaitu pukul setengah 8 saya dibangunkan. Tak apa, sudah cukup kok tidurnya. Bangun pagi, tak ada sarapan. Nyebrang. Makan roti. Kurang kenyang, tapi tidak nambah lagi untuk menjaga berat badan saya yang 66.6 kg ini. 66.6? Adakah yang aneh? Mungkinkah itu suatu pertanda buruk? Siapa peduli ah.. Setelah berbincang-bincang hingga taksi datang, kamipun bergegas ke stasiun Cawang. Beruntung, kereta selanjutnya tak lama setelah kami sampai. Memang ini sudah terencana dengan baik untuk mengantisipasi kejadian di waktu lalu dimana kami harus menunggu lama karena ketinggalan kereta. Ok, di kereta duduk dengan tenang menunggu hingga sampai di stasiun Bogor. Kami duduk terpisah karena cukup ramai. Di sebrang saya, duduklah mama saya. Di sebelahnya, ada seorang perempuan. Berhubung duduk di sebelah mama saya, akhirnya terlihat juga oleh

Thursday Man!

It's Thursday already. Oleh sebab itu, mama mengajak saya untuk pergi ke Jakarta. Seperti biasa, dengan kereta. Berhubung hari sudah siang dan saya belum menerima asupan apapun pada waktu tersebut, maka kamipun makan terlebih dahulu. Di dekat stasiun, ada sebuah yang menjual mie. Disanalah kami makan. Kami memesan Mie Komplit, yang terdiri atas mie, kuahnya, irisan ayam, baso, pangsit kuah, dan sayur. Hmm.. Nikmatnya.. Apalagi ditambah es jeruk untuk menghilangkan panasnya siang. Seger bener..! Puas makan hingga kekenyangan, kamipun beranjak ke stasiun. Ketika mama saya bertanya, saya tak tahu arah. Waduh, gawat. Untungnya mama saya tau, jadi tak masalah. Sesampainya disana, ternyata kereta ekonomi AC sudah berangkat, dan kereta berikutnya adalah pukul 15.42. Lama sekali.. So, kamipun mengimprove dengan naik kereta pakuan express yang tidak berhenti di Stasiun Cawang, stasiun tempat kami biasa berhenti. Oke, the journey began. Benar-benar ekspress dan tak berhenti di stasiun yang l

Apa-apaan sih? Boongin gue ya lo?!

Berhubung kelas XII sedang melaksanakan Ujian Nasional, yang mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar, maka kelas X dan XI diliburkan. Kesempatan untuk belajar lebih. Demi memanfaatkan itu, maka sayapun bertamu ke rumah Ody untuk mengerjakan PR fisika, yaitu membuat makalah tentang Gelombang Elektromagnetik. Jalan jam setengah 1, sampai jam 1. Di depan gang rumahnya, saya dijemput olehnya yang mengendarai motor milik temannya. Sesampainya disana, saya mendengar kabar buruk. Ternyata sedang mati lampu. Gawat.. Dengan begitu berarti niat kami membuat makalah dapat terbuyarkan. Namun, dengan keinginan kuat untuk belajar (padahal mau mainnya aja), saya rela menunggu. Beruntung, mati lampunya tidak lama. Langsung lah nyalain komputer, colok flashdisk, dan mulai mengedit. Cukup rumit karena materinya cukup ribet. Ya walau begitu pastinya selesai lah.. Setelah itu, sempat ada niatan untuk pulang. Namun, hal itu tidak tersampaikan oleh karena hujan turun begitu derasnya. Tak masalah, tak ada

End of the Trip

Gambar
Hari kedua dan terakhir kami di Bandung. Memang indah semua, dan berakhir happy. Acara pembukanya adalah bermain bola. Biasanya sih makan terkebih dahulu, namun berhubung makanannya belum jadi, terpaksa megisi luang dan waktu. Bermain bola memang sulit. Walaupun sudah didepan gawang, tetap saja banyak peluang yang tak dapat berubah menjadi gol. Atau memang sayanya saja yang kurang jago? Haha. Capek bermain bola, kami disuguhi makanan sebagai sarapan kami, yaitu nasi goreng + telur dadar. Nikmat sekali, apalagi diiringi dengan secangkir teh panas. Hmm.. Seusai sarapan, main bolanya lanjut lagi. Cukup lama hingga kami menjadi letih. Namun, bukannya beristirahat, kami malah melanjutkan bermain tenis. Betapa rajinnya kami. Padahal mah tenisnya juga cemen-cemenan aja. Haha. Berhubung kami bukan ahli tenis, game tadi terasa membosankan. Namun, tiba-tiba muncul suatu inovasi baru yaitu bermain kasti dengan pemukulnya adalah raket tenis. Kalau sudah begini mah tak ada pukulan yang tidak kena.

Oi ! Bandung !

Hello Bandung! Bukan lagu nasional, melainkan hari ini saya ke Bandung. Perjalanan cukup panjang, dan sempat ke rest area, kamipun sampai di sebuah wisma, tempat kami menginap. Sesampainya disana, langsung ngulet, dan selonjoran di kamarnya. Nikmatnya.. Tak lama setelah beristirahat dan melepas penat sambil menonton, kami tetap diharuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Paris Van Java. Setelah susah payah mencari parkir, kamipun sampai disana. Ketika masuk, saya langsung dikejutkan dengan Planet Sport. Saya memang sedang mencari sepatu baru karena yang lama sudah mulai tipis alasnya. Namun, mama saya berkata bahwa nanti saja belinya di Bogor. Tak masalah.. Sayapun masih melihat-lihat asesoris olahraga lainnya seperti bola sepak dan bola basket. Tidak bisa dibohongi bahwa barang- barang disana bagus-bagus. Namun, segala sesuatu pasti ada kompensasinya, yaitu harga yang relatif tinggi. Jadinya saya hanya sekedar melihat-lihat untuk mencuci mata. Keluar dari sana, saya langsung dihada

Great Day, Dude !

Gambar
Woozah! Hari yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak? Dari pagi kerjaannya hanya happy-happy dan tertawa-tawa bersama teman-teman. Diawali dengan niatan saya dan tiga teman saya (Angga, Lukman, Ody) untuk mengekspresikan otak kanan kami, yaitu bermain musik alias main band. Ok, saya disuruh mereka untuk pergi dan bertemu mereka di Ruko dekat sekolah saya yang dekat dengan studio musiknya. Sesampainya disana, langsung masuk dan mulai persiapan alat-alat musiknya. Saya sebagai penyanyi sekaligus bassist. Walaupun suara saya kurang memuaskan, kami tidak perduli. Yang penting ada yang menyanyi dan bikin heboh lah.. Angga sebagai gitaris, yang sebenarnya merupakan profesi asli saya. Drummer diisi oleh Ody, dan seorang manajer bernama Lukman. Kadang-kadang sih si Maman ikutan nyanyi, namun ada beberapa lagu yang tidak bisa ia nyanyikan, sehingga akhirnya saya yang menyanyi. Rasanya sih selama se-jam kami hanya memainkan satu lagu ciptaan grup music barat, Muse, yang berjudul “Time is Runni

"Who Wants to be a Joker?"

Setelah ulangan b.indonesia, dan membaca not pada pelajaran ktk, tibalah saatnya untuk pelajaran b.sunda. Sayang, guru b.sunda kami tidak dapat mendampingi kami dalam kegiatan belajar mengajar alias tak ada guru. YES! Haha. Dan semua itu merupakan penyebab dari kejadian seru ini... Ketika guru tidak hadir, kami biasa mendapat tugas untuk mengisi waktu kami. Berhubung tak ada tugas yang diberikan, otomatis kami pengangguran. Oleh karena itu, tim kreatif kelas kami mengadakan sebuah permainan berjudul "Who Wants to be a Joker?" Game klasik ini sangat bertolak dengan akal sehat dan bertujuan untuk : 1. Menguji daya kekonyolan kita, 2. Meningkatkan rasa humor kita, 3. Menambah pengetahuan kita akan pertanyaan-pertanyaan konyol, dan 4. Pastinya membuat kita tertawa dan menyebabkan sakit perut. Wew~ Ok, sebelum masuk, kami diharuskan untuk menjawab soal "basic" yang tidak masuk di akal, yaitu: Kita mandi biar...? Kita pasti akan menjawab "biar bersih, segar, ataupun

Fun in TBI

Gambar
Ceritanya berawal dari tempat les Inggris saya, yang bernama TBI. Ketika saya sampai disana, saya disuruh membantu teman-teman saya yang sudah hadir disana lebih awal untuk menyusun karpet membentuk tatakan. Untuk apa? Untuk memainkan sebuah permainan bernama TWISTER! Bagi yang belum tahu, game ini bisa membuat tubuh kita melilit-lilit tidak karuan. Bagaimana bisa? Jadi, pada game ini, seorang wasit akan memutar satu papan penunjuk yang isinya berupa tulisan anggota tubuh (kaki kanan & kiri, serta tangan kanan & kiri), dan juga warna yang harus kami tapaki. Kami bermain berlima. Semakin banyak orang, tentu akan semakin kusut. Dan, perkiraan itu benar adanya. Ada yang terpantati, ada yang tangannya masuk ke kolong kaki, ada yang hampir split, malahan saya sampai membentuk posisi push-up. Tak bisa dihindari, kamipun tertawa terbahak-bahak. Hebatnya, saya dan seorang teman saya merupakan yang juara bertahan. dari dua game, hanya tinggal kami yang tersisa. Berhubung malas dilanjutk

A Day Called Sunday

Masih di Apartemen Bellagio, apartemen bos papa saya, terdapat sebuah TV Plasma berparabola dilengkapi sofa didepannya. Saya merasa sangat dimanjakan oleh keadaan tersebut. Apa yang terjadi? Sayapun bertahan untuk selonjoran di depan TV 4 jam penuh! Dan, pada jam tersebut, ada film kartun berjudul "Ben 10", yang sudah besar. Saya menonton acara tersebut. Tidak disangka, film tersebut diputar selama 4 jam! Memang saya sempat tertidur (rasanya sih sebentar), tetapi tetap saja saya geletakan di atas sofa tersebut. Nikmatnya liburan, bisa selonjoran terus. Haha.. Namun, masalah utama tetap satu, RASA LAPAR. Sayang, mama papa saya masih terlelap sehingga perut saya harus tetap menunggu. Ketika mereka terbangun, papa saya mengajak kami ke mal Ambassador. Berhubung kami sudah sangat lapar, kamipun memutuskan untuk memanggil taksi walaupun jaraknya tidak begitu jauh, tetapi tidak dekat juga. Daripada pingsan di tengah jalan, mendingan naik taksi. Seperti yang telah disebutkan di atas

Breakfast at Papa Ron's

Hari ini dan kemarim malam, kami menginap di apartemen bos papa saya yang kebetulan sedang pergi jauh dan iapun mengizinkan kami menggunakan apartemennya. Setelah kemarin begadang dan menonton 45 menit pertama Hull City kontra Arsenal, saya terbangun. Dan, saya yang biasa makan sehabis terbangun dari tidur diharuskan menahan diri karena tidak ada makanan disana. Akhirnya kami keluar dan mencari makan. Kami tidak menemukan restoran yang sesuai selera kami. Tetapi, tiba-tiba perhatian kami tertuju pada suatu restoran penjual pizza, yang bernama "Papa Ron's". Masuklah kami ke dalam dan memesan makanan. Tak pernah saya makan pizza di pagi hari. Jadi, ini suatu pengalaman baru bagi saya. Berhubung saya adalah pemakan segala, makanan apapun bagi saya semuanya enak, termasuk yang satu ini. Lebih enak lagi karena saya sangat lapar belum mengisi perut. Hap, hap, hap, saya makan dengan lahapnya, dan membuat perut saya terisi dengan sempurna. Hehehe..

This is Under Preasure!

This is the really under preasure! Why...? Ok, berawal dari kewajiban saya untuk melaksanakan les gitar pada pukul setengah lima hingga pukul 5. Nah, kami diharuskan mengejar kereta pada pukul 07.10 yng merupakan kereta ekonomi AC terakhir ke arah Tanah Abang. Namun sayang, hujan mengguyur Kota Bogor sehingga papa saya tak bisa menjemput. Terpaksa saya mengitari Gramedia Book Store. Ter-puter-puter, lama-lama lapar mulai menyerang saya. Sayapun memutuskan untuk membeli sesuatu yang bisa memenuhi hasrat ingin makan saya, yaitu D'Crepes. Mengantri dengan cukup rapih, saya tetap harus menunggu lama disebabkan pelanggan di depan saya yang super lelet. Lama, lama, lama, tiba-tiba saya diserobot, dan mereka (yang menyesobot) dilayani terkebih dahulu. Tidak puas, sayapun meninggalkan tempat tersebut dan mencari ide lain untuk memanjakan perut saya dengan hanya bermodal Rp 10 ribu. Muter-muter, akhirnya sampailah saya di KFC. Mengantri memang, namun kali ini saya lebih lihai. Melihat tanda

Our Way Back Home

Pada hari Minggu sore, kurang lebih pukul 15.45, kami pulang dari Jakarta. Kami akan pulang masih dengan kereta, namun dari Stasiun Cawang menuju Bogor. Ketika sampai, kami melihat kereta yang bertuliskan "ekonomi ac" singgah sebentar untuk menarik dan menurunkan penumpang. Tak lama, kereta itupun pergi. Ternyata, kereta tersebut merupakan ekonomi ac terakhir yang ada pada waktu sekitar jam 4-an. Walhasil, kami terpaksa menunggu selama 2 jam "for nothing", demi mendapatkan kereta ekonomi ac berikutnya. Awalnya, timbul niat untuk naik kereta kelas ekonomi melihat seringnya kereta tersebut lewat. Namun, kami mengurungkan niat tsb. karena setiap gerbong penuh-sesak-berdiri-tanpa ac alias panas. Nganggur, nganggur, main hape. Tak terasa (terasa banget ah..), waktu sudah menunjukan pukul 17.30. Kami bersiap-siap, dan tak lama kemudian kereta datang. Akhirnya.. Di kereta, tetap penuh. Namun, masih ada ac sehingga masih cukup nyaman. Saya mencoba menghitung berapa waktu ya

Studi Wisata ke Sekolah Bina Insani

Problema tiap pagi sekaligus sarapan saya, "Jalan Macet". Sayang, macet yang tadinya hanya satu jalur merambat ke jalur yang satunya sehingga macetpun sangat parah. Bayangkan, dari Jembatan Jl. Baru, hingga Yogya. Baru lancar sebentar sudah macet lagi. Alhasil, banyak yang telat, tetapi saya tidak termasuk golongan tersebut. Mengapa...? Seperti biasa apabila ada tanda-tanda bagi saya akan terlambat, maka saya akan turun dan menyebrang. Namun, berhubung ketika itu sudah pukul 6.45, maka jika diteruskan akan menimbulkan ketelatan bagi kami. Oleh karena itu, Pak Sajar berhenti di warteg dekat situ dan kami (saya, Fei, dan Farrel) turun untuk menyebrang. Jarang-jarang kami turun bertiga karena biasanya hanya saya yang turun. Nah, ternyata, yang turun disana bukan hanya kami saja, melainkan salah satu jemputan Bina Insani. Berhubung rata-rata dari mereka kelas 1-4 SD, dan mereka turun dalam jumlah yang banyak sayapun menjadi geli dan tertawa melihatnya. Hahaha.. Seperti studi wisa

Ada apa di hari Sabtu Part II

Masih di hari Sabtu. Kami berangkat dari Bogor menuju Jakarta menggunakan kereta. Ini merupakan kali pertama kami (saya-mama) berangkat dengan kereta hanya berdua. Biasanya, kami hampir selalu pergi bersama papa. Untung kami mendapat kursi sehingga tidak terlalu letih. Beberapa stasiun terlewati, dan kami tidak tahu sudah sampai stasiun yang mana. Papa akhirnya memberi tahu bahwa dari stasiun Tanjung Barat, stasiun ke-4 setelahnya adalah stasiun Cawang. Tiba-tiba, hujan deras menghampiri kami. Besar, sangat besar sehingga membuat stasiun Ps. Minggu tersambar petir. Efeknya kereta kami tidak bisa jalan karena harus menunggu sinyal aman dari sana. Lamaaaa nunggunya, walaupun akhirnya jalan juga, dan kami sukses mencapai stasiun Cawang. Fuh~ Malamnya, keluarga kami ada yang kawinan. Kamipun diundang ke sana. Apa yang identik dengan kawinan? Bukan pasangan, bukan yang lain, melainkan MAKANAN! Haha. Itulah yang pertama saya incar. Memang belum diizinkan, namun begitu selesai bersalam-salama

Ada apa di hari Sabtu?

"Kok Ricky pake seragam?". Itu pertanyaan teman-teman saya begitu mereka melihat saya di sekolah mengenakan seragam perguruan. Biasanya, mereka-mereka yang berseragam di hari Sabtu menandakan bahwa mereka akan melaksanakan remedial teaching untuk memperbaiki nilai-nilai mereka yang kurang. Entah mengapa teman-teman saya merasa aneh jika saya remedial. Memang, seragam ini saya kenakan karena saya ingin melaksanaan ulangan susulan Geografi dan Kimia dikarenakan pada waktu itu saya ada pendampingan olimpiade. Tetap saja hal tersebut cukup menggemparkan teman-teman saya. Haha.. Seusai susulan dan pendampingan olimpiade, waktu menunjukan pukul 12.00 dan saya diharuskan pergi menuju Ekalokasari Plaza untuk les gitar. Nah, masih seperti sebelum-sebelumnya, Jalan Baru masih macet tak tertahankan, khususnya yang kearah Yasmin. Karena macet, seperti biasa pula, saya lari jogging ke Toserba Yogya. Dan, pusaka yang tadinya sudah jauh berhasil saya kejar dan tumpangi. Sedih rasanya melih

I Love This Day !!

Hari ini, tidak ada guru KTK, yang membuat kami pengangguran selama kurang lebih 1 setengah jam. Berhubung saya lagi getol bermain game balap berjudul Need for Speed Most Wanted, waktu lama itupun tak terasa. Tetapi, memang harus saya berteriak "I love this day!". Why? Because, I got 100 in my math lesson. Senang rasanya dapat memecahkan soal-soal yang tidak terpecahkan teman-teman saya. Bukannya sombong, tapi entah kenapa setelah mengetahui hal itu, sontak saya senyum lebar sekali :-)). Berhubung jam ganti pelajaran masih cukup lama, sayapun bergabung dengan Imad bermain basket. Capek maen, saya dan Imad adu free-throw. Saya duluan melempar. Sekali lempar, masuk. "Kebetulan", ujar saya. Yang kedua, masuk lagi. "Hoki ini mah..", canda saya lagi. Dan ternyata, lemparan 3 dan 4 juga masuk. Dari 5 percobaan, 4 masuk. suatu pencapaian yang cukup membahagiakan, tetapi mungkin itu hanya keberuntungan belaka. Wew..

A Math Olympic

Hari ini saya mengikuti olimpiade matimatika di UNPAK. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, disertai sepercik harapan untuk menang, kamipun berangkat. Sesampainya disana, check-in. Tak lama setelahnya, kami ditinggal oleh guru yang membimbing kami dikarenakan ia harus mengajar. Kemandirian dimulai. Opening yang bertele-tele + snack menjadi awal acara LCTM XI (Lomba Cepat Tepat Matematika XI). Baru setelah kursi dirapikan, kelompok Himpunan (nama kelompok kami) beraksi. Sret... Sret.. Sret.. Beberapa soal terselesaikan. Yang mudah, beres, menyisakan yang sulit. Alhasil, kami menyelesaikan 1/3 dari total 100 soal walaupun kami telah memutar otak sampai ngepul. Menangkah kami? Tentu tidak. Mayoritas soal-soal tersebut mengaitkan trigonometri, yang notabene sama sekali bukan keahlian kami. Seharusnya sih ada kakak kelas 11nya, biar lebih mudah. Tapi tak apa lah.. Setidaknya pengalaman bagi kami. Jangan banyak ngeluh lah.. Next time harus lebih baik. Let's see.. (Beberapa kata bijak Mr

What did I do this day?

What did I do this day? Sesuatu yang asyik, yaitu bermain kasti. Permainan ini sudah umum kita dengar, tetapi kasti di sekolah saya menggunakan bola kosong dan berongga sehingga apabila dipukul tidak terlalu jauh dan besar kemungkinan 'catch out', atau mati karena bola yang telah dipukul ditangkap langsung tim lawan tanpa terlebih dahulu menyentuh tanah. Ok, kami mulai pertandingan dengan membagi dua tim dengan cara suit. Yang menang dengan yang menang, dan yang kalah dengan yang kalah. Setelah itu, kami main dan kebagian memukul duluan. Inning 1, 0-0. Inning 2, masih kacamata. Baru inning 3 kami berbagi angka 1-1. Skor bertahan sebelum kami disusul dan skor menjadi 1-3. Memasuki satu inning sebelum last inning, kami memangkas selisih poin dan berbalik unggul 4-3. Last inning, kami hanya perlu menahan agar musuh tak mendapatkan skor lagi. Sayang, mereka berhasil mencuri poin dan memaksa kami melakukan extra inning. Sayang, kami memang harus jadi pemenang. 1 poin kami cetak dan