Ricky Nauvaldy

Menikah merupakan sebuah pilihan. Siapapun boleh menikah, bahkan ketika kita menikah, maka kita akan mendapatkan keberkahan selama pernikahan tersebut dilaksanakan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, dan bertujuan untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Namun bagaimana dengan keinginan untuk menikah muda? Hal tersebut tidak dilarang merut UU pernikahan di Indonesia selama mempelai pria sudah berumur minimal 18 tahun dan wanita 15 tahun (kalau saya tidak salah). Pilihan tersebut masih menyisakan banyak argumen yang menolak maupun mendukung.

Era modern seperti sekarang ini, teknologi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bersama dengan ilmu pengetahuan, teknologi terus berkembang dan dapat dimanfaatkan agar kerja manusia dapat menjadi lebih efisien. bisa kita lihat sendiri, betapa hidup kta menjadi sulit ketika tidak ada handphone sebagai alat komunikasi,, laptop sebagai alat bantu kerja, maupun AC sebagai pendingin ruangan kala udara panas. Semua berita dan informasi menjadi sulit didapat. Kamunikasi menjadi terhambat. Pekerjaan yang dilakukan secara konvensional sudah tidak lagi dianggap efektif untuk mayoritas pekerjaan. Ruang dan waktu tak lagi membatasi manusia untuk berkomunikasi, seperti misalnya sekarang kita dapat dengan mudahnya berkomunikasi tatap muka dengan teman atau saudara kita di belahan dunia sana dengan bantuan teknologi berupa internet. Di sisi lain, teknologi membuat manusia menjadi malas. Manusia terlena dengan kemudahan yang ditawarkan dan disuguhkan teknologi.

Tepat tanggal 17 Desember 2013, genap sudah 20 tahun umur perkawinan mama dan papa saya. Wow, lama ya. Tentu butuh sebuah komitmen yang baik, saling perngertian, dan berkepala dingin ketika memang ada masalah. Terlepas dari semua itu, salut kepada mereka yang berhasil menjaga hubungan mereka dalam waktu yang relatif lama. Ketika kita mengatakan 20 tahun, itu sebenarnya bukanlah waktu yang lama jika dibandingkan dengan umur pernikahan kedua orangtua mereka, yang bisa jadi sudah mencapai 50 tahun, atau bisa disebut “emas”. Mereka telah melewati perunggu (12,5 tahun), dan juga perak (25 tahun), sedangkan saya bahkan belum memulai satu tahun pun. Tenang, tak usah terburu-buru, akan tiba saatnya nanti. Secara bahasa, anniversary berarti hari jadi, atau hari peingatan. Memang terasa tidak penting kalau mereka tidak mengerti, karena secara awam ada pikiran tentang untuk apa repot-repot menghitung (memperingati) hari jadi pernikahan?

Kehebatan anak tidak terlepas dari peran brilian orangtua. Saya percaya itu, dan tentu saja saya percaya dengan semua cerita orangtua saya dalam membesarkan saya. Saya memang tidak sempurna, tapi saya bersyukur bisa menjadi seperti sekarang ini. Terkadang saya lucu dengan keheranan orang yang terkejut mengetahui bahwa saya adalah anak tunggal dengan segala sifat saya. Terlepas dari semua itu, kembali peran orangtualah yang sangat penting bagi perkembangan anak, terutama mulai dari umur 0-5 tahun. Saya kecil tak lepas dari pengawasan mama saya. Bagaimana tidak, ia berhenti bekerja demi membesarkan saya, menjaga saya secara penuh dalam segala aktivitas saya.

Menulis dan memberi informasi pada khalayak banyak merupakan hal yang sangat bagus baik melalui media massa maupun blog. Kedua hal tersebut menyajikan hal yang cukup kontras karena media massa biasanya membawa hal yang lebih serius dengan bahasa yang baku sedangkan blog membebaskan kita untuk berekspresi dengan bahasa yang "semaunya".

Walau hanya beberapa lembar kertas yang digabungkan, koran memiliki peran dan manfaat yang amat besar dalam menjadi sumber infomasi bagi mayoritas orang di dunia. Info tentang politik, ekonomi, hukum, budaya, bahkan hingga gaya hidup dibahas di dalam koran. Begitupun koran menyediakan lowongan pekerjaan yang memberi keuntungan dua arah baik untuk mereka yang mencari pegawai maupun mereka yang sedang mencari sedang mencari kerja. Jujur saja, saya sebenarnya malas membaca koran. Tulisannya banyak, bahasannya berat dan jika melihat dari hal-hal yang sukai, kurang menarik. Padahal tak jarang orang tua mengingatkan betapa pentingnya koran bagi perluasan wawasan diri.

Suatu hal yang bisa menjadi hal tersulit bagi manusia adalah percaya. Lumrah bagi manusia untuk tidak percaya dalam artian waspada. Contohnya adalah tidak percaya pada prang yang baru kenal di dalama bis umum, dan tiba-tiba ia menawarkan permen. Bisa juga tidak percaya pada orang yang sok akrab, walaupun sebenarnya bisa jadi orang tersebut telah mengenal kita. Maka biasanya ia mengenalkan diri, dan perlahan namun pasti mendapatkan kepercayaan kita. Kita merasa nyaman, dan lama kelamaan bisa sepenuhnya percaya. Bukan hal yang mudah didapat, ya?

Banyak orang berkata bahwa musik adalah teman sejati. Teman yang menemani di kala kita senang, sedih, jatuh cinta, maupun patah hati. Bisa dibilang bahwa hidup kita sehari-hari itu sendiri adalah musik. Saya salut dengan pengarang musik yang mana mereka bisa membuat sebuah karya luar biasa yang memiliki makna tersendiri untuknya, dan membuat orang-orang yang mengalami perasaan yang sama menjadi tersentuh dengan makna lirik tersebut yang sangat dalam. Namun hal itu juga tak lepas dari peran para pemain musiknya, dan tentu saja vocal yang menyanyikan lagu tersebut. Kolaborasi yang baik akan menyebabkan musik tersebut enak didengar dan disukai pencinta musik baik yang awam, maupun ahli.

Ada masa ketika sebagai sesama anak SMP , kita sering nakal bersama.  Ada masa ketiak sebagai sesama anak SMA kita saling bersusah-susah belajar untuk mendapat unicersitas favorit. Akan ada masa ketika sebagai sesame lulusan kuliah, kita akan kangen dengan masa-masa bersama yang telah berlalu tentang suka duka dan kejayaan. Semua itu bisa diwejudkan dengan hal sederhana: reuni. Jika kita mengambil arti dalam bahasa inggris, reunion , “re” berarti lagi, dan “union” berarti kesatuan sehingga bahasa reuni dapat diartikan sebagai berkumpul kembali. Secara istilah, reuni berarti bertemu kembali dengan kompatriot-kompatriot pada suatu masa untuk mengenang segala hal manis dan pahit yang pernah dilalui bersama. Boleh dibilang “temu kangen” setelah beberapa waktu berpisah jalan untuk menempuh hidup masing-masing.

I got this from a good source. Pencil: I'm sorry. Eraser: For what? You didn't do anything wrong. Pencil: I'm sorry, you get hurt because of me. Whenever I made a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself and get smaller and smaller each time. Eraser: That's true, but I don't really mind. You see, I was made to do this, I was made to help you whenever you do something wrong, even though one day I know I'll be gone. I'm actually happy with my job. So please, stop worrying I hate seeing you sad. "Our Parents are like the eraser, whereas we children are the pencil. They're always there for their children, cleaning up their mistakes. Sometimes along the way they get hurt and become smaller (older and eventually pass on) Take care of your Parents, treat them with kindness and most especially love them.

“Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya.” Sedikit terlintas dalam benak kita tentang sosok pemimpin: presiden pertama RI, kepala sekolah, ayah kita sebagai pemimpin rumah tangga, atau bahkan ketua kelas kita di sekolah. Mereka adalah pemimpin, dan tidaklah mudah untuk menjadi pemimpin. Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti latihan kepemimpinan “ALPHA” yang diselenggarakan HMD Fisika UI 2013 untuk kami Fisika UI angkatan 2012.

Dapat artikel bagus nih. Seorang Kakek tua tinggal bersama cucu lelakinya dipedalaman. Tiap pagi si Kakek selalu membaca Al-Qur'an. Cucunyapun ingin menjd spt Kakeknya & meniru sebisanya membaca Al-Qur'an yg dibaca Kakeknya.  Pd suatu hr cucunya bertanya, "Kek saya coba membaca Al-Qur'an seperti Kakek, tapi saya tidak paham apapun dgn apa2 yang saya baca... Apa bagusnya sih bila kita membaca Al-Qur'an ?" Sang Kakek sedang meletakan arang batu ke bawah tungku, dengan perlahan dia menoleh kepada cucunya sambil berkata, "Bawa karung goni arang ini ke sungai & bawakan Kakek sekarung goni air.."  Cucu lelakinya itu melakukan apa yg disuruh oleh Kakeknya. Tapi semua air itu bocor keluar, sebelum ia sampai ke rumah. Kakek itu tertawa & berkata, "Kamu hendaknya berjalan lebih cepat untuk yg selanjutnya.."  Dan meminta cucunya ke sungai lagi.