Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Introspeksi

Sudah 1 bulan gue lewati di tahun 2015. Iseng aja melihat kembali target 2015 yang telah gue buat sebelumnya. Miris, karena banyak yang bolong. Lari mungkin hanya 6 kali, ibadah suka tertinggal, jurnal tidak dibaca, Halliday juga hanya bab 1, KRTI masih belum banyak ilmu, laporan keuangan berhenti, dan tidak selalu mandi dua kali sehari * ups *. Padahal baru 1 bulan, loh . Mungkin karena masih suasana liburan (:D) *alasan*, atau mungkin semua berasal hanya dari pribadi gue semata. Gue menyadari bahwa target gue cukup banyak, dan sulit untuk menjaga konsistensi seluruhnya dalam keseharian gue. Dari semua yang tidak terlaksana dengan baik, masih ada, kok , yang gue rutin jalankan, seperti menulis di blog ini :), langgeng sama doi ;), dan juga mencuri start les bahasa jerman dengan menggunakan aplikasi Duolingo  * cek tautannya, keren sekali*. Ada juga yang masih belum terlaksana, seperti beasiswa, riset, dan tentu saja nilai IP dan IPK *orang semester 6 aja belum masuk.  Gue sedang

Langit BIru

Gambar
Gambar 1 Langit Biru Gue suka melihat langit. Selalu saja ada yang berbeda setiap kali gue memandangnya. Kadang ia hanya kosong, dengan bangga menunjukan aksen birunya. Kadang ia ditemani awan tipis, layaknya memandang dengan kacamata buram. Tentu saja awan tebal juga tidak mau ketinggalan menemani langit, bersama burung-burung yang sedang menikmati indahnya hari. Jika terlalu banyak awan hitam, maka langit akan menjadi mendung abu. Sedikit sedih, namun mengingat bahwa nantinya akan turun hujan yang dapat menumbuhkan pepohonan, gue sedikit terhibur. Oh, ya! "Jangan lupakan gue!" kata sang matahari yang merasa bahwa langit tunduk kepadanya karena tanpa matahari langit akan menjadi gelap, dan hadirlah malam. Walaupun begitu, langit tidak pernah mengeluh. Siapapun yang menemani dia, apapun bentuknya, dia tetaplah menjadi langit. Walaupun awan hitam membuatnya mendung, terik matahari membuatnya terang membiru, terbenam matahari membuatnya jingga, malam membuatnya hitam, dia

Sunset

Gambar
Gambar 1 Matahari terbenam Apa pemandangan yang paling lu suka? Kalo gue sunset a.k.a.  matahari terbenam. Secara spesifik, sunset yang gue maksud adalah yang terjadi di bibir laut atau pantai. Bukannya gue tidak suka dengan matahari yang seolah  terbenam di darat atau di balik gunung *karena sebenarnya juga tak kalah indah*, melainkan ada sensasi yang berbeda ketika terjadi di laut. Pastinya tidak ada halangan dalam memandanginya karena tidak ada gedung tinggi atau semacamnya. Paling yang bisa menghalangi hanya hujan dan mendung, which is menyebalkan. Gue asumsikan semua terang-terang saja, ya *haha*. Gue suka melihat bagaimana secara perlahan matahari turun, turun, terus hingga akhirnya hilang ditelan laut. Semilir angin laut serasa menyegarkan gue. Belum lagi ditambah perubahan warna yang terjadi diawali dari cerah sore, memudar, menjadi merah, lalu mulai gelap. Tenang sekali rasanya hati ini :)

Bukan Asal Janji

Janji adalah sebuah ucapan yang harus ditepati. Tidak menepati janji merupakan hal yang dianggap tabu dan sangat tidak disarankan untuk dilakukan. Nanti dikira PHP ( pemberi harapan palsu ) *haha*. Jangan mengucap janji yang kita sendiri merasa tidak mampu untuk melakukannya karena bila kita gagal menepati janji tersebut, maka orang lain yang akan ter-PHP-i. Nantinya bisa jadi hutang yang dibawa mati. Tapi ini bukan menjadi alasan untuk mengelak dari sesuatu dengan ucapan " gak janji, yaaa . Kan kata Ricky  ga boleh janji-janji, ntar PHP" Akan menjadi zz  sekali itu -___-

Break

Mari kita berpikir sejenak untuk apa kita hidup di dunia ini, manfaat apa yang telah kita berikan pada lingkungan, hal apa saja yang telah kita pelajari, apa target besar kita 1 tahun yang akan datang, 5 tahun yang akan datang, 10 tahun yang akan datang, dan 25 tahun yang akan datang. Jadilzh mereka yang senantiasa menebar kebaikan, dan semoga kita akan senantiasa disertai oleh kebaikan.

Menulis Buku Harian

Apakah lu suka menulis buku harian? Mungkin kita lebih mengenalnya dengan kata diary . Biasanya, beberapa orang mengaitkan kata menulis diary  sebagai tulisan curahan hati pribadi yang bersifat rahasia dimana sang penulis dapat menuliskan segala perasaan yang dia alami tanpa perlu orang lain tahu. Tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Kita dapat mengfungsikan diary sesuai dengan kemauan kita, bukan hanya sebagai tempat menyimpan rahasia. Gue pernah menulis buku harian *haha* dan sepertinya waktu itu bahasa-bahasa gue masih alay *mati*. Pernah suatu saat gue membacanya dan tertawa sendiri mengingat kejadian-kejadian di "waktu itu" yang gue tulis di buku tersebut. Begitupun ketika gue membaca posts  blog gue yang lama, yang masih bersifat semidiary  *atau mungkin memang sepenuhnya diary *. Lucu untuk mengetahui kenyataan bahwa gue "pernah" mengalami kejadian-kejadian unik di masa lalu, yang mungkin tidak terjadi dua kali. Coba saja cek beberapa random   posts

Menjadi Unik

Setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Gue mencoba bahas keunikan dalam kemampuan. Ada yang hebat bermain bola, bermusik, berkuda, meneliti, masak, dan lain sebagainya yang tidak dapat gue sebutkan satu per satu karena keunikan tersebut hampir tidak terhingga batasnya. Tidak mungkin lu luar biasa hebat dalam semuanya. Pilihannya hanya menjadi hebat dalam 1 atau 2 subjek, tapi tidak bisa hal lainnya, atau bisa semuanya tapi hanya dalam taraf "biasa". Memang kalo menurut gue lebih baik menjadi hebat dalam 1 atau 2 hal, DAN sekadar bisa sejumlah subjek lainnya. Gue hanya menekankan bahwa lu butuh memiliki suatu spesialisasi. Ketika lu hanya sekadar bisa, lu dapat digantikan kapan saja ketika ada seorang spesialis yang datang. Buatlah supaya orang mengingat lu dengan spesialisasi lu itu. Ricky si ahli robot, misalnya. Atau Nauvaldy si jago masak. Orang pasti akan mencari lu karena kemampuan lu dalam subjek tersebut. P.S. Jangan sampai terkena julukan yang jelek ya :(

Filosofi Sepakbola (Part 7): Peluang

Gambar
Poin terakhir dalam sepak bola yang gue coba angkat: memanfaatkan peluang . Ketika ada peluang mencetak gol, seorang pemain bola harus dapat mengoversinya menjadi gol karena peluang tersebut belum tentu datang dua kali. Dalam kasus ini, memanfaatkan peluang juga berkaitan dengan pengambilan keputusan: apakah lebih baik dioper kepada teman yang memiliki ruang tembak lebih baik, ataukah ditendang langsung ke arah gawang? Cek video yang satu ini: Courtesy of YouTube ( http://bit.ly/1wYsqO5 ) Kalau lu bertahan untuk menonton video ini sampai habis, lu akan melihat bagaimana begitu banyak peluang yang ia ubah menjadi sebuah gol. Ada yang ditendang dari luar kotak penalti, ada yang menggocek pemain lawan terlebih dahulu baru ditendang, ada yang ditendang pada sentuhan pertama, bahkan ada yang ditendang tanpa melihat. Semua merupakan bagian dari bagaimana ia memanfaatkan peluang yang datang. Mungkin peluang tersebut tidak lama, dan akan hilang dalam hitungan detik karena bisa saj

Filosofi Sepakbola (Part 6): Dukungan

Gue rasa setiap tim sepak bola juga membutuhkan dukungan . Sekecil apapun timnya, pasti ada saja pendukungnya *kecuali jika memang ada larangan menonton karena sanksi dan semacamnya*. Gue pikir dukungan ini menjadi suatu tambahan energi tersendiri untuk sebuah tim sepakbola. Banyak kisah yang menceritakan bagaimana dukungan suporter yang tak henti-hentinya dapat mengangkat sebuah tim dari tertinggal menjadi balik memimpin.  Dukungan dapat mengangkat moral tim agar tetap semangat, dan menuntut sebuah tim untuk selalu menampilkan yang terbaik karena mereka tahu para pendukung mereka menginginkannya. Begitupun dengan manusia, yang jauh dari lubuk hatinya yang terdalam selalu merasa membutuhkan dukungan *sebut saja namanya Ricky*. Dukungan ini dapat berupa dukungan moral ataupun materi. Mungkin kita semua tahu bahwa dukungan materi menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah kita dalam melakukan suatu kegiatan, jadi gue tidak membahas hal itu lebih jauh. Gue lebih tertarik dengan

Filosofi Sepakbola (Part 5): Fungsi

Sebuah poin yang dapat kita ambil dalam sepak bola: menjalani fungsi . Setiap pemain dalam tim memiliki perannya masing. Ada kiper, yang bertugas untuk menjaga gawangnya tidak kebobolan. Ada pemain bertahan, bersama kiper bertugas untuk bertahan dari gempuran serangan pemain lawan. Lalu pemain tengah, yang berperan sebagai otak kreativitas pengendali jalannya permainan. Tentu saja kita juga tidak dapat melupakan peran penyerang untuk mencetak gol. Sebuah tim akan mencapai kemenangan ketika setiap individunya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Coba saja bayangkan ketika kiper tiba-tiba tanpa sebab dan akibat maju menyerang hingga ke daerah lawan karena ia merasa ingin mencetak gol. Lalu siapa yang menjaga gawang? Atau misalnya ketika penyerang malah fokus untuk bertahan, tentu hal itu akan memberatkan pemain tengah untuk dapat mencetak gol karena bahkan penyerangnya saja tidak maju menyerang. Pada akhirnya tim itu sendiri yang akan susah ketika ada individu yang tidak menjala

Filosofi Sepakbola (Part 4): Kegigihan

Olahraga sepakbola bukanlah hal yang mudah. Lu harus menggunakan   strategi   yang tepat untuk melawan tipe permainan tertentu dari tim lawan. Lu harus mengandalkan   kerjasama   untuk mencapai sebuah tujuan besar bernama kemenangan. Lu juga harus   latihan   agar memiliki kemampuan yang baik dalam mengolah si kulit bundar. Semua hal tersebut akan menjadi sempurna ketika lu   gigih   dalam berusaha. Dalam web   KBBI , gigih memiliki definisi  1  tetap teguh pd pendirian atau pikiran; keras hati; mengotot;  2  ulet (dl usaha). Tentu dalam pertandingan sepakbola, akan ada perlawanan yang diberikan oleh tim lawan baik perlawanan yang relatif mudah, maupun perlawanan yang hebat.  Ada kalanya lawan yang hebat memiliki pertahanan yang kuat sehingga tidak mudah untuk membuat peluang mencetak gol. Pada suatu titik, akan terasa sebuah titik buntu dimana kepercayaan diri menurun karena sulitnya membongkar pertahanan lawan yang sangat rapi tanpa celah. Disinilah kegigihan berperan. Tim heba

Filosofi Sepakbola (Part 3): Latihan

Setelah sebelumnya gue mengambil poin strategi , dan kerjasama , gue mau melanjutkan beberapa poin yang dapat kita ambil dalam permainan sepakbola untuk dijadikan sebagai bagian dari kehidupan. Poin ketiga yang coba gue angkat: latihan . Memang, poin ini hampir mirip dengan apa yang pernah gue post pada practice makes perfect . Namun, gue merasa poin latihan perlu masuk dalam filosofi sepakbola untuk kehidupan *s orry for bad bahasa *. Tidak mau banyak mengulang dari post  gue sebelumnya, namun gue hanya mengingatkan bahwa latihan merupakan kegiatan yang sangat penting. Tanpa latihan, bagaimana seorang penyerang dapat menendang bola ke arah gawang? Tanpa latihan, bagaimana seorang kiper dapat menangkap bola? Tanpa latihan, bagaimana seorang gelandang dapat mengoper bola dengan akurat? Padahal menendang, mengoper, dan menangkap masih merupakan hal sederhana. Namun demikian, hal sederhana pun butuh latihan. Coba cek video yang satu ini: Courtesy of YouTube ( http://bit.ly/15sFI9G

Filosofi Sepakbola (Part 2): Kerjasama

Pada post sebelumnya , gue bercerita bahwa banyak poin dalam sepakbola yang dapat kita terapkan dalam hidup kita. Salah satu poin tersebut adalah bagaimana kita membutuhkan strategi  untuk mendapatkan kemenangan, termasuk kemenangan hidup. Gue mencoba untuk mengangkat poin kedua: kerjasama . Seperti kebanyakan orang mengetahui *dan dibahas juga di post  sebelumnya*,   sepakbola merupakan permainan dengan 11 vs 11 pemain. Sebuah terdiri dari 11 pemain yang saling membantu untuk dapat membawa timnya menang. Menyatukan pemikiran 11 pemain tentu bukan hal yang mudah. Seorang pemain hampir tidak mungkin dapat melewati 11 musuhnya seorang diri. Mungkin hal itu dapat terjadi hanya ketika 11 musuhnya itu membiarkan si pemain lewat dengan sengaja, atau mungkin pemain itu memiliki kemampuan yang sangat, sangat, sangat luar biasa *namun tentu stamina akan habis terkuras dalam 1 percobaan*. Untuk melewati lawannya, akan lebih mudah jika permainan dilakukan secara tim. Coba cek video ini:  C

Filosofi Sepakbola (Part 1): Strategi

Gue suka menonton pertandingan sepakbola. Jika itu merupakan duel antara dua tim besar, maka akan sangat menarik karena (biasanya) kedua tim saling melempar serangan untuk dapat mencetak gol untuk memenangkan pertandingan tersebut. Namun, mereka juga tidak boleh melupakan pertahanan mereka sehingga lawan tidak dapat membobol gawang mereka. Kita juga disajikan dengan dribble cantik pemain-pemain hebat seperti Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi yang dengan mudahnya melewati 3-4 pemain dan kemudian mencetak gol. Tak kalah menarik melihat bahwa banyak poin dalam sepakbola yang dapat kita terapkan dalam hidup kita. Buat para penggemar *dan buat para bukan penggemar juga*, mungkin sudah tahu bahwa sepakbola merupakan permainan 11 vs 11 pemain selama 90 menit. Komposisi formasi pemain terdiri dari satu penjaga gawang (kiper), dan kombinasi antara pemain bertahan (bek), pemain tengah (gelandang), dan penyerang. Secara sederhana, pemain bertahan bertugas untuk bertahan membantu ki

Jangan Lelah, ya

Akan ada saat dimana lu lelah menghadapi semuanya. Lelah belajar, lelah bercakap dengan orang-orang, lelah bekerja, lelah berdiri, lelah menghadapi hidup. Itu hal biasa. Namun, akan menjadi luar biasa ketika kita berjuang melawan rasa lelah tersebut. Ibarat sebuah roda, ada saatnya kita di atas, dan ada saatnya kita di bawah. Kita hanya perlu untuk selalu menjaga ritme roda agar selalu berputar agar hidup terus berjalan. Fight~ P.S. Semangat, kawan!

Kehidupan Deadliner

Deadliner merupakan  sebuah istiiah untuk menunjukan orang yang kerjaannya ddiselesaikan berdekatan dengan batasa akhir pengerjaan tugas tersebut *Rick's abstract definition *. Kalau misalnya tugas diberi pada hari Senin dan dikumpulkan hari Minggu, maka para deadliner akan mengerjakannya mendekati hari Minggu (mungkin Jum'at atau bahkan Sabtu malam). Tentu saja keuntungannya adalah waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut bisa digunakan untuk melakukan kegiatan lain. Lalu setelah hampir dekat dengan batas pengumpulan, baru semua perkejaan diselesaikan. Sayangnya tak jarang kompensasinya adalah hasil yang tidak memuaskan, tentu karena persiapan yang tidak matang. Sejujurnya  deadliner perlu memiliki mental yang kuat karena dia harus mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyelesaikan tugas dalam waktu yang relatif pendek. Lucunya, beberapa orang *dari pengalaman* malah senang dengan sifat ini. Alasannya beragam, seperti membuat lebih fokus, atau m

Practice Makes Perfect

Jaman gue dulu SD, gue sering melihat beberapa kalimat motivasi di bawah buku tulis yang gue punya *mungkin sekarang juga masih ada*. Salah satu dari kalimat tersebut adalah practice makes perfect  (latihan membuat sempurna). Kalimat ini bagi gue sungguh menarik karena setelah melewati hampir 15 tahun (dengan asumsi gue SD kelas 1 pada umur 5 tahun*, gue benar-benar menyadari betapa berlatih dapat membuat kita "sempurna".Walaupun tidak ada yang sempurna, ada tingkatan tersendiri dimana gue merasa batas tersebut luar biasa, mendekati sempurna. Percaya atau tidak, berlatih memang membuat kita menjadi lebih baik. Sederhananya dapat gue contohkan dengan hitung-hitungan matematika. Tentu banyak orang yang bilang kalau matematika itu sulit *gue juga, kok*, apalagi untuk anak SD. Tapi tentu saja pada waktu itu kita tidak berdiam diri, bukan? Karena jika kita tidak belajar, maka kita tidak akan lulus ujian, dan tidak akan naik kelas *huhu*. Mau tidak mau dulu Ricky kecil *cuih*

Minat Baca

Gue perlu banyak membaca. Jujur aja gue akui gue bukan orang yang rajin membaca *soalnya rajinnya nulis haha*. Gue ingat dulu baca novel ataupun koran dan sebagainya karena tugas sekolah.  Paling top , ya, baca komik. Itupun gue merasa tidak sepenuhnya membaca karena lebih banyak gambarnya daripada tulisan. Padahal, kalau saja gue menyadari lebih dini bahwa kebiasaan membaca merupakan suatu hal yang sangat luar biasa, gue pasti akan rajin membaca sedari dulu. Memang, sih, bosan jika  membaca tulisan yang terlalu panjang. Lantas, gue merasa kebiasaan membaca diawali dari membaca tulisan dengan topik yang kita gemari terlebih dahulu. Gue yakin bakal "ga pengen berhenti" bacanya. Kebiasaan ini meningkat secara bertahap hingga sampai pada tahap dimana membaca merupakan bagian dari kehidupan. Waktu itu, gue pernah baa di suatu artikel *yang gue lupa darimana* kalau masyarakat Indonesia sekarang minat bacanya rendah. Pola membacanya pun tidak lagi membaca keseluruhan isi teks, t

Persiapan Matang

Bagi gue, persiapan yang matang merupakan kunci kesuksesan. Contoh sederhana saja, gue mencoba untuk mempersiapkan segala keperluan kuliah di malam hari, tidak mepet di pagi hari sehingga jika ternyata masih ada barang yang tertinggal, bisa gue tambahkan di pagi hari. Persiapan hanya di pagi hari menurut gue terlalu terburu-buru dan memungkinkan untuk terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti barang yang tertinggal. Jika dibawa ke tingkat yang lebih tinggi, sebuah kegiatan organisasi misalnya, maka persiapan satu bulan semestinya lebih baik dibandingkan dengan hanya dua minggu ataupun satu minggu. Persiapan yang matang akan menghasilkan kegiatan yang matang pula. Hanya saja kita tidak selalu mendapati kondisi yang ideal. Ada kalanya banyak halangan yang menyebabkan kita tidak dapat melakukan persiapan yang cukup. Walaupun kita tidak mengharapkan hal tersebut untuk terjadi, ada kalanya kita tidak dapat menolak sebuah permintaan. Tentu saja rencana persiapan kita yang sudah matang akan

Menjaga Citra

Ada beberapa momen dimana citra seseorang merupakan hal yang paling utama. Jujur saja, ketika citra lu baik, maka ada poin plus dari lu yang akan dilihat orang. Misalnya jika ingin mencari kerja, maka citra yang baik dapat membuatnya diterima di pekerjaan tersebut. Misalnya pula dalam kehidupan sosial, citra yang baik akan bermanfaat untuk memberi kesan positif kepada masyarakat. Sama halnya dengan suatu barang yang ingin dipasarkan semestinya mempunyai citra yang baik agar dapat memiliki nilai jual tinggi dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Maka tidak heran jika kita sering mendengar istilah "pencitraan" dimana seseorang melakukan X walaupun sebenarnya ia memiliki sifat Y semata-mata untuk mendapatkan citra yang baik. Menurut KBBI , citra memiliki definisi:   1  rupa; gambar; gambaran;  2   gambaran yg dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk;  3   kesan mental atau bayangan visual yg ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kal

Ketidaksempurnaan Sempurna (?)

Dalam kehidupan asmara, mungkin kita pernah mendengar istilah "tidak perlu menjadi sempurna; ketidaksempurnaan itulah yang menyempurnakan kita. Lalu gue bertanya dalam hati, kalo ketidaksempurnaan akan menghasilkan kesempurnaan, apakah kesempurnaan akan menghasilkan ketidaksempurnaan?

Berbagi Pengalaman

"Semakin berisi semakin berunduk". Begitu katanya ilmu padi. Filosofi ini sering diibaratkan untuk menunjukan sifat manusia yang mempunyai ilmu yang banyak namun tetap rendah hati. Ia tidak sombong dengan kepintarannya, malah beberapa di antaranya tidak segan untuk berbagi. Bagi gue, berbagi pengalaman merupakan sebuah hal yang menyenangkan. Ketika lu berbagi, ilmu lu tidak akan berkurang, bahkan akan bertambah. Ketika kita berbagi, mungkin saja lawan bicara kita memiliki opini lain yang dapat menguatkan ilmu yang baru saja kita ceritakan tadi. Mungkin saja cerita lu dapat menginspirasi seseorang untuk menghasilkan inovasi yang dapat mengubah dunia menjadi lebih baik. Mungkin saja cerita lu menjadi cerita yang menjadi motivasi kehidupan seseorang. Tidak ada yang tahu. Bukan harus gue atau lu saja yang berbagi, melainkan juga mendengarkan orang lain berbagi pengalaman. Ketika mereka berbagi, gue sangat tertarik untuk mendengarkannya, tentang apapun itu. Gue merasa setiap

Nostalgia Mainan

Gambar
Gue suka mengingat betapa bahagianya masa kecil gue dulu. Sewaktu gue kecil, gue diperkenalkan dengan banyak mainan. Ada mobil  HotWheels, beyblade , robot Power Rangers and the gank , karambol, bola sepak, bola football , dan masih banyak lagi mainan gue dulu yang tidak dapat gue sebutkan satu per satu. Jujur aja gue memiliki imajinasi yang liar ketika diberikan sebuah mainan, terutama mainan robot-robotan. Ketika gue memegang dua buah robot, satu hal yang pasti gue lakukan: membuat mereka berantem . Whoa ! Tinju muka, tendang kepala, sikut, lempar ke jurang *lebih tepatnya dari atas bed ke bawah*, pokoknya tidak ada habisnya, lah . Bahkan yang sudah mati pun bisa "dihidupkan kembali", dan berbalik menang. Suka-suka gue * yeah *. Segitu baru dua, apalagi banyak, ga terbayang kan? Kalau lu pikir gue ga bisa berimajinasi untuk satu robot, lu salah besar. Biasanya gue ajak dia  "jalan-jalan", dan.. berantem dengan robot khayalan *hahaha*. Gambar 1. Mainan Pow

Mengerucuti Inspirasi

Gambar
Gue merasa salah satu hal tersulit dalam membuat sebuah tulisan adalah mencari sebuah topik. Kalau mungkin pernah dengar, ada istilah writer's block  *coba baca tautannya, menarik hehe*. Walaupun kemarin gue bilang bahwa tidak ada batasan dalam menulis, tetap saja tidak adanya batasan tersebut yang membuat kita mentok inspirasi. Mengutip beberapa permasalahan dari tautan tersebut, salah satunya adalah terlalu banyak ide sampai tidak bisa dituangkan menjadi sebuah cerita. Memang benar, tapi apakah kita mau membatasi diri sendiri? Pikiran tentang batas diri pada kenyataannya ada, dan kita perlu menyadari batas tesebut. Namun, batas tersebut dapat kita tembus, seperti post gue dulu. Nah, sekarang tinggal menentukan bagaimana kita bisa mem- filter  berjuta ide kita untuk menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati. Bagi gue, inspirasi dapat datang dari mana saja. Orang di kereta atau kendaraan umum lainnya, pemain bola atau olahragawan lain, pegawai kantor, anak kecil, abang-abang

Membiasakan Menulis

Gambar
Gambar 1. Menulis Tak terasa sudah post  ke-7 di tahun 2015. Itu berarti gue sudah posting seminggu penuh di awal bulan Januari. Tentu bukan karena gue kerajinan atau kurang kerjaan ya. Setelah selama ini, gue baru menyadari kalau ternyata *sepertinya* hobi gue adalah menulis. Gue merasa menulis itu menyenangkan. Mungkin diawali dari ketidakbisaan gue untuk menggambar, lalu gue melarikan diri menuju menulis. Satu hal yang gue temukan dalam beberapa tahun gue menulis: kebebasan. Dalam menulis, kita tidak dibatasi oleh sesuatu. Menulis di kertas, menulis rumus, menulis di blog , ataupun menulis pesan singkat (walau lebih tepatnya mengetik tulisan), semua termasuk dari beberapa metode dalam menulis. Era modern seperti sekarang ini, boleh dibilang kalian berbohong kalau mengaku tidak pernah menulis. Dengan sarana media sosial dan instant messaging  yang sangat mudah untuk diakses, hampir setiap hari kita akan "menulis". Menulis.. menulis.. menulis.. kita hidup di dalam za

Apa Kabar IP?

Gambar
Gambar 1. Curi logo SIAK NG Halo kalian anak-anak UI! Lagi sibuk liat SIAK NG ya? Gimana IP-IPK? Baik? *haha.. meratapi nasib*. Gue hanya bisa titip pesan kepada khsusunya gue pribadi, dan umumnya kalian semua, para mahasiswa yang mungkin sedang galau menatap hasil dengan pandangan hampa... untuk dengan ikhlas menerima nilai tersebut, dan menjadikannya motivasi untuk lebih baik di semester depan. Btw , pernah ga, sih, lu ngerasa setelah meratapi nasib IP, bertekad untuk memperbaikinya di semester depan, tetapi yang terjadi adalah, ya, begitu-begitu saja? Tidak ada perubahan, bahkan cenderung menurun. Jujur aja gue juga salah satu yang seperti itu kok *haha*. Kalo gue analisis, hal ini disebabkan oleh semangat belajar yang menurun disertai dengan mata kuliah yang semakin susah. Kombinasi yang sangat sempurna. Tentu saja ketika gue menurutinya, yang terjadi adalah IP akan semakin merunduk seperti padi *baca jenis-jenis IP versi anakui,com di sini *. Memang IP kuliah menjadi pili

Iseng Mengisi Waktu

Gambar
Gambar 1. Commuter Line Gue pernah naik kereta. Boleh dibilang sering. Mungkin lu juga pernah. Akses mudah ke beberapa tempat strategis dengan biaya yang tergolong murah membuat kereta Commuter Line (CL) sangat diminati oleh masyarakat, terutama pekerja kantoran. Tak heran CL arah Jakarta di pagi hari dan arah Bogor di sore hari selalu dipenuhi banyak orang terutama pada hari kerja. Gue sering bolak-balik Bogor-Pondok Cina karena gue kuliah di sana. Mau ke mal seperti Grand Indonesia juga dapat menggunakan CL. Bahkan Bekasi juga dapat dijangkau dengan CL *eh, peace *. Terlepas dari keuntungan dan kerugian yang ditawarkan, gue melihat "hal lain" yang cukup menarik perhatian. Perjalanan Bogor-Pondok Cina memakan waktu kurang lebih 40 menit. Apa yang gue lakukan selama itu? Bengong... Mungkin tidak hanya gue yang merasa kalau waktu merupakan salah hal yang paling penting dalam kehidupan. Waktu tidak dapat kembali. Kalau kita menyiakannya, maka merugilah kita. Waktu 40 men

Meneladani Karate

Gambar
Gambar 1. Ricky the Karate Kid Menurut gue, setiap manusia sepatutnya memiliki prinsip dalam kehidupannya. Prinsip ini yang akan menentukan bagaimana dia bertindak dalam menyikapi hidup yang dia jalani. Mungkin masih ada yang belum menemukan prinsip apa yang sebenarnya ia anut, tapi biasanya akan ada kecenderungan. Begitu pun gue. Setelah lebih dari 20 tahun gue hidup, gue baru menyadari dari mana kepribadian gue yang seperti ini muncul: Sumpah Karate. Sekedar informasi, gue memulai karate sejak kelas 1 SD (kurang lebih umur 6 tahun) dan berhenti pada kelas 2 SMP (kurang lebih umur 14 tahun). Selama 8 tahun itu, gue latihan dengan cukup intens, bisa sampai 3 kali seminggu. Setiap awal latihan, terlebih dulu kami akan membacakan sumpah karate. Bunyinya begini: SUMPAH KARATE 1. Sanggup menjaga kepribadian 2. Sanggup patuh pada jalan yang benar 3. Sanggup meningkatkan daya juang 4. Sanggup menjaga sopan santun 5. Sanggup mengendalikan diri Terdengar sederhana? Tapi

Memposisikan DIri

Gambar
Gambar 1. Tas kecil Jadi beberapa waktu yang lalu, gue pulang naik kereta. Di sana, gue berdiri di dekat seorang bapak yang ternyata merupakan seorang tuna wicara. Ia hanya dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat, tampak sekali bahwa terlalu banyak kata yang ia ingin sampaikan, tapi apa daya mulut tak dapat berucap. Oleh karena komunikasi yang dapat ia lakukan hanya dengan isyarat, akhirnya gue pun mencoba *dengan bahasa isyarat  amburadul  karya Ricky Nauvaldy* untuk berkomunikasi dengannya. Walaupun ada beberapa miss  yang tidak gue herankan karena memang tidak ada dasar yang kami berdua sama-sama mengerti, tetapi perasaan "dihargai" merupakan sesuatu yang tidak ada duanya. Apa yang kami obrolkan? Itu, gambar disamping. Jadi, gue hanya bawa tas yang besarnya kecil *loh*. Ukurannya boleh dibilang lebih cocok untuk dipakai oleh anak TK, walaupun sebenarnya tas ini memang didesain bukan hanya untuk anak TK. Hal tersebut yang dia merasa "lucu" dan tak hentinya

Kuantitas dan Kualitas

Gambar
Manakah yang lebih penting: kualitas atau kuantitas? Gue melihat kedua hal ini merupakan dua besaran yang sulit untuk mendapatkan nilai yang besar pada keduanya. Mungkin kita bisa menganalogikannya dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg dimana untuk mendapatkan nilai perubahan posisi yang besar maka nilai, perubahan momentumnya harus kecil dan juga sebaliknya sedemikian rupa sehingga hasil kali keduanya tidak mungkin lebih besar dari hbar/2 *baca link-nya untuk tahu lebih jauh, tapi bahasa inggris, ya, belajar :-)* . Hal yang sama gue rasa juga berlaku untuk kualitas dan kuantitas. Coba bayangkan kalau misalmya pertandingan sepakbola diadakan setiap hari. Tentu para pemain akan mengalami kelelahan yang luar biasa sehingga gue mengasumsikan bahwa mereka akan menyajikan pertandingan yang jelek, dan gue sebagai penonton pun akan menjadi tak terhibur. Begitupun keseharian kita. Pembagian porsi yang tepat antara kualitas dan kuantitas akan memberikan hasil yang luar biasa. Gambar 1.