Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Kisah Klasik Bersepeda

Beberapa waktu yang lalu gue melihat ada tiga anak kecil sedang menaiki sebuah sepeda. Suatu saat mereka hampir terjatuh. Tentu saja penumpang yang belakang merasa kecewa  dan berkata "Ah, kamu!". Lalu pengendara sepeda tadi berkata, "Yang penting senang, kan?" Gue teringat pengalaman gue bersepeda dulu. Walaupun gue bukan orang yang sering bermain keluar bersama tetangga untuk main kejar-kejaran, ataupun ramai-ramai bermain bola plastik di gang, tetapi gue tetap merupakan salah satu anak yang sering bermain keluar untuk bersepeda. Kalau gue tidak salah ingat, mungkin hampir setiap akhir pekan gue selalu bersepeda. Walaupun hanya dalam berkeliling sekitar rumah dengan jarak yang relatif pendek (tidak sampai puluhan kilo), sudah cukup lah membuat gue berkeringat. Gue melewati sejarah panjang sampai gue benar-benar bisa naik sepeda roda dua dengan baik. Sepertinya cinta gue kepada sepeda diawali dari sepeda roda tiga yang pernah  gue miliki, yang gue rasa sang

Semangat Belajar

Kalau dirasa-rasa, sebenarnya ada beberapa saat gue malas belajar. Sulit, pusing, stres, itu hanya beberapa dari segelintir keletihan dalam proses belajar. Tentu saja semakin lama gue belajar, semakin banyak yang gue ketahui, semakin dalam materi yang gue pelajari, semakin sulit pelajaran tersebut. Tapi gue berpikir kembali. Masih banyak orang yang tidak memiliki nasib seberuntung gue untuk duduk di bangku kuliah baik karena masalah keuangan, masalah keadaan, maupun faktor-faktor lainnya. Bahkan untuk makan pun sulit, yang terpikirkan hanyalah bagaimana cara untuk dapat bertahan hidup. Sedikit cerminan saja untuk membuat gue tetap semangat dalam belajar. Semangat, ya , Rick, belajar. Semakin banyak pengetahuan yang lu dapat, semakin besar kemungkinan lu untuk dapat mengubah dunia, minimal dari diri sendiri. Semua demi masa depan yang lebih baik :)

Kebiasaan Menunda

Kebiasaan menunda-nunda itu benar adanya. Kalau ada suatu kerjaan yang relatif berat, manusia *sebut saja Ricky* cenderung untuk menunda-nunda pekerjaan tersebut karena tahu pekerjaan tersebut akan melelahkan. Entah jadi browsing tidak jelas di handphone , rapi-rapi file di laptop, ngemil-ngemil cantik, ada saja yang dilakukan untuk dapat menghindarkan diri dari pekerjaan berat tadi. Padahal, selama apapun ditunda, pekerjaan tersebut tetap harus dikerjakan. Menghindar bukanlah jawaban. Waktu terus berjalan, dan sifat deadliner akan segera menghantui. Jangan sampai lu terbiasa untuk menunda. Rugi untuk diri lu sendiri juga soalnya :)

Deadliner

Beberapa kali gue menggunakan mindset " deadline " dalam melakukan suatu kegiatan. PR dipepet-pepet dekat hari pengumpulan, masuk kampus dipepet-pepet dengan jam masuk *kadang malah jadi kelewatan*, ataupun kerjaan ditunda-tunda karena lagi mager . Ketika sudah dekat-dekat waktunya, baru, deh , semua dikerjakan. Sejujurnya deadliner ini sangat melelahkan. Lu tidak punya waktu bersantai lagi karena batas pengumpulan akan segera tiba. Lu bahkan tidak mempunyai cukup waktu untuk dapat menganalisis permasalahannya dengan benar, dan hal tersebut dapat berimbas pada kualitas yang tidak cukup baik. Pola seperti ini harus segera dihilangkan. Walaupun lu bisa bersantai-santai di awal, derita yang dialami pada waktu deadline *bagi gue* tidak sesuai dengan banyak waktu santai tadi. Pusing, tertekan, stres, menyiksa diri sendiri hingga timbul pemikiran ya udah lah ya yang penting beres. Jelas ini sangat salah, karena sebaik-baiknya sesuatu adalah sesuatu yang dikerjakan dengan sebaik-

Ikut Aturan

Gue bingung dengan orang-orang yang sulit menaati peraturan sederhana. Bukannya gue mendeklarasikan kalau gue selalu taat aturan, melainkan peraturan-peraturan seperti "membuang sampah pada tempatnya" ataupun "mengendarai motor sesuai dengan arah jalur yang benar" merupakan sesuatu hal yang seharusnya dilakukan tanpa perlu disuruh.  Aturan dibuat bukan untuk dilanggar, loh, tetapi herannya masih ada saja yang begitu. Pemikirannya masih relatif pendek. "Buang sampah sembarangan, toh , nanti juga hilang terbawa hujan" jelas bukan pemikiran yang tepat karena sepanjangnya sungai akan berakhir di laut, dan lautan sampah bukan tidak mungkin akan membanjiri si pembuang sampah sembarangan itu. Begitupun dengan pemikiran " Biarin , ah , lawan arus, yang penting cepat sampai." Apa yang akan ada  di benak orangtua lu ketika misalnya *amit-amit* lu terpaksa menginap di rumah sakit akibat dari melanggar aturan? Padahal, kan, aturan dibuat bukan untuk dilangg

Penemuan Berharga

Sejujurnya gue terkagum dengan para penemu. Bagaimana tidak, mereka berhasil menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebut saja T. A. Edison dengan penemuan lampunya ataupun mereka yang menemukan HP yang kita gunakan sekarang. Bisa kita lihat bahwa kehidupan kita sekarang sulit untuk bisa lepas dari kedua hal tersebut. Belum lagi penemuan transportasi seperti kereta, pesawat, ataupun penemuan sederhana seperti piring ataupun WC. Semua barang tersebut sangat berguna dalam mempermudah pekerjaan kita sehari-hari. Gue penasaran tentang apa yang melintas di otak mereka hingga akhirnya mereka mencoba untuk meneliti dan membuat sesuatu tersebut. Gue yakin kalau percobaan yang mereka lakukan tidak hanya satu atau dua kali, melainkan hingga ribuan kali. Gue penasaran apa yang membuat mereka masih yakin bahwa percobaan yang mereka lakukan akan menghasilkan sebuah keberhasilan. Bagaimana mereka bisa bertahan dengan segala cemoohan orang lain mengenai percobaannya yang diang

Simpan File-mu

Menyebalkan rasanya ketika lu telah melakukan sebuah ketikan panjang di komputer, lalu tiba-tiba aplikasi yang lu jalankan tertutup secara paksa dengan kondisi pekerjaan lu tidak tersimpan. Masalah klasik, memang, tapi banyak orang yang sering melupakannya *termasuk gue, makanya gue tulis ini hahaha*. Walaupun terdengar sederhana, kelupaan untuk menyimpan file ketikan dapat menjadi permasalahan yang sangat krusial terutama ketika waktu lu sempit, atau ketika tulisan lu sudah cukup panjang sehingga ide yang dikembangkan sudah terlalu luas. Waktu yang digunakan untuk "mengetik ulang" itu akan menjadi sebuah waktu yang terbuang percuma, dan bisa jadi ide cemerlang lu pada awal penulisan tidak muncul lagi pada pengetikan lu yang kedua setelah kejadian. Memang beberapa aplikasi sudah menyiapkan fitur simpan otomatis, hanya saja frekuensinya bisa jadi tidak tepat terutama ketika lu melakukan pengetikan yang cepat. Selalu ingat untuk menyimpan file ketikan lu sebelum lu menyesal ke

Fokus

"Ketika kamu mengerjakan suatu pekerjaan, fokus lah mengerjakan pekerjaan tersebut hingga selesai, baru kamu melanjutkan pekerjaan yang lain agar kamu mendapatkan hasil yang terbaik." -- Dr. Ir. Djoko Sardjadi

Dua Bahasa

Gambar
Gambar 1 Belajar Jerman Gue merasa belajar bahasa selain bahasa negara dan bahasa inggris menjadi sebuah hal yang perlu dilakukan. Oke, lah , bahasa negara ya harus tahu untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Begitupun bahasa inggris sebagai bahasa global. Walaupun begitu adanya "bahasa ketiga" menjadi sebuah poin lebih untuk dilakukan Fungsi bahasa ketiga dapat dilihat dari sisi akademis terutama bagi mereka yang ingin bersekolah di luar negeri. Tentu saja untuk dapat berkomunikasi dengan sekitarnya, perlu untuk mempelajari bahasa di daerah tersebut. Begitupun dalam melakukan kerja di luar negeri, atau sekadar ingin punya "bahasa rahasia" dengan si dia yang tidak semua orang tahu * ups , salah fokus*. Hanya saja terkadang kita tidak memiliki waktu dan materi yang cukup untuk mempelajarinya. Namun, dengan kemajuan teknologi, kita bahkan dapat melakukan belajar bahasa secara mobile  dengan menggunakan handphone , tab , ataupun laptop. Bagaimana? Jadi

Senyum :)

Apapun yang terjadi, tetaplah tersenyum. Ketika lu mendapat kesenangan, tersenyumlah. Ketika lu sedang sedih, tersenyumlah. Ketika lu sedang tertimpa nasib sial, tersenyumlah. Ketika lu lagi jemur baju lalu tiba-tiba hujan, tersenyumlah. Ketika lu bertemu dengan siapapun, tersenyumlah. Ketika lu tidak mendapatkan apa yang lu inginkan, tersenyumlah. Ketika lu lagi galau, tersenyumla. Ketika lu diberi kesempatan berkelana keliling dunia, tersenyumlah. Ketika lu mendapat sebuah prestasi, tersenyumlah. Ketika lu kehilangan sesuatu, tersenyumlah. Percayalah, dunia akan lebih indah kalau kita semua tersenyum karena senyum tidak hanya membuat kita bahagia, tetapi juga orang lain :) P.S. Ada sesuatu yang berbeda ketika kita tersenyum. Coba aja..

Speak Out!

" Kalo lu ga ngomong, gimana orang mau tau kemampuan lu? " Gue pernah mendengar kalimat itu, dan gue percaya bahwa itu benar. Diam bukanlah solusi untuk hal-hal yang menyangkut "pembuktian diri". Memang, semua harus diawali dengan usaha. Namun, ada satu titik dimana lu harus ngomong supaya orang lain tahu keberadaan lu. Bagaimana lu bisa meminta sesuatu tanpa harus berbicara? Apakah mau menunggu sampai dia sadar? Mau sampai kapan? Tak perlu malu berbicara, terutama ketika pembicaraan lu benar. Lu merasa sudah mengerjakan soal ujian dengan baik, tapi lu dapat nilai jelek? Speak out! Mungkin dosennya salah input nilai. Lu suka sama si dia? Speak out! Mungkin dia juga suka sama lu. Lu ingin jadi yang terbaik? Speak out! Dan biarkan dunia tahu siapa diri lu yang sebenarnya. Kalo lu merupakan orang yang pemalu *kayak gue*, pelan-pelan dobrak tembok itu, karena komunikasi menjadi sebuah hal utama bagi manusia sebagai makhluk sosial. Speak out and let the world hear

Kacamata

Gambar
Gambar 1 Gue dengan kacamata.  Sorry for doing selfie.  Ga maksud *haha* Jadi gue baru-baru ini harus menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan gue. Mungkin sudah sekitar 2 bulan, tapi itu termasuk "baru" jika dibandingkan dengan umur gue yang udah masuk kepala dua. Silinder kurang lebih 1/2, minus kurang lebih 1/4. Jujur saja, memakai kacamata itu menyebalkan. Kalau kotor, penglihatan jadi buram, harus buka kacamata untuk nge -lap. Kalau hujan, cipratan airnya akan menempel, harus buka kacamata untuk nge- lap. Kalo makan indomie, uap panasnya membuat kacamata berembun, harus buka kacamata untuk nge -lap. Amat mengganggu mobilisasi gue. Cuman, ya , kalau tidak pakai kacamata, buram sudah semua. Derita pakai kacamata -_-. Baik-baik, ya , rawat mata. Makan wortel, dan kurang-kurangi penggunaan gadget . Sebelum semua terlambat :) P.S. Bonus foto :p