3 in 1

Waduh, sudah lama tak mengisi blog. Maklum, sibuk. Haha, gayanya..
By the way, selama saya tak mengisi ini, banyak sekali pengalaman seru yang saya dapatkan, namun belum sempat saya tuliskan.
Ok, mungkin dari yang paling lama dulu deh..

The Time
Rabu, 21 April 2010
Hari ini hari Kartini. Siapa yang tidak kenal dia? Sang tokoh pelopor bangkitnya kaum wanita ini memang cukup terkenal. Nah, bertepatan pada hari ini pula kelas 3 SMA Bina Insani mengadakan wisuda. Kebetulan, saya merupakan salah satu anggota dari tim paduan suara yang bertugas untuk meramaikan acara dengan lagu-lagu. Okay, acara dimulai. Tak lama setelah pembukaan, kami langsung menyanyikan lagu I’tiraf. Berhubung para wisudawan berjalan dengan lambat, maka dengan terpaksa lagu I’tiraf tadi kami ulangi berkali-kali hingga mereka semua duduk di tempatnya. Belum apa-apa sudah letih.. Namun, ini belum selesai. Indonesia Raya, Mars Bina Insani, dan Ibu Kita Kartini merupakan “queue” lagu se;anjutnya yang harus kami nyanyikan. Seusai itu, kami mendapatkan snack dan juga minuman tentunya untuk menghilangkan dahaga kami. Memasuki tahap pelantikan, kami diperintahkan untuk menyanyikan 5 lagu berturut-turut tanpa jeda, yakni lagu Bunda, Hymne Guru, Lihatlah Lebih Dekat, Indonesia Pusaka, dan juga Rayuan Pulau Kelapa. Malahan setelah itu masih ditambah lagu Syukur sebagai penutupnya.
Setelah lagu tersebut, banyak sambutan-sambutan yang cukup lama sehingga kami gunakan waktu tersebut untuk beristirahat sambil menarik nafas untuk lagu-lagu selanjutnya. Lalu, masuk ke sesi siswa/I berprestasi. “Dan, juara ketiga dari kelas XII-IPA I adalah...”, langsung kami disuruh menyanyikan lagu yang berjudul Congratulations. Lagu tersebut memang tidak terlalu panjang, namun yang membuatnya jadi panjang adalah jumlah siswa/I yang berprestasinya. Karena tidak hanya satu, maka lagu tadi diulang-ulang terus. Mungkin sudah mencapai 15 kali pengulangan. Dari yang semangat pada awalnya, hingga mencapai senyum paksa akibat dari capek bernyanyi. Namun, setelah penantian panjang, barulah selesai.
Terakhir, ketika mereka saling bersalaman untuk mengucapkan selamat tinggal kepada guru-guru serta rekan-rekan mereka, kami menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Ada Kamu. Sama seperti lagu sebelumnya, sebetulnya lagu ini tidak terlalu panjang, namun karena mereka belum selesai, maka lagu tersebut diulang berkali-kali. Teman saya sampai berkata bahwa nanti ketika kami tidur, kami akan mengigau lagu-lagu tersebut karena seringnya lagu tersebut dinyanyikan secara berulang-ulang. Tapi taka pa, pengalaman seperti tadi sangatlah menyenangkan, dan tidak bisa datang dua kali.. Jadi ya jangan disia-siakanlah..
-------------------------------------------------------------------------------------
KARTINI-KARTONO
Minggu, 25 April 2010
Masih berhubungan dengan acara Kartini, namun kali ini bukan sekolah yang mengadakan, melainkan FKPSKB alias Forum Komunikasi Paskibraka Sekolah Kota Bogor a.k.a kumpulan paskibraka-paskibraka Kota Bogor. Jadi, untuk menghormati Kartini, dan juga Kota Bogor, mereka mengadakan sebuah lomba yang berjudul “Kartini-Kartono.” Mereka mengundang pasangan seorang wanita sebagai Kartini, dan juga seorang pria sebagai Kartono. Sekolah memilih saya, dan Deni, teman saya sedari TK, untuk mewakilkan SMA Bina Insani dalam acara tersebut. Perjuangan sangat panjang, diawali dari usaha kami utuk mencari materi tentang sejarah Kartini dan juga wawasan tentang Kota Bogor. Lalu, perjuangan kami mencari baju yang pas. Perjuangan saya menjemput Deni yang merupakan pengalaman saya naik motor sendiri, namun pada akhirnya nyasar, tetapi bisa kembali dengan selamat, dan juga perjuangan lain-lain yang tak terhitung lagi..
Ok, acara dimulai. Entah kenapa hati ini tidak terlalu tegang. Bagus lah.. Catwalk, lalu balik lagi. Setelah itu kami mulai ditanyakan beberapa pertanyaan. Namun saying, pertanyaan yang diajukan tidak sesuai dengan apa-apa yang kami pelajari. Pertanyaan pertama yaitu apa pandangan Kartini mengenai agama? Pertanyaan kedua, what are Gamelan’s instrument? Last question, kunaon Si Kabayan henteu terkenal kayak Kartini? Konyol memang, namun kami menjawab dengan bebas, dan tanpa beban, dan para juri juga tidak protes. Masuk ke Segmen 2, dimana kami harus unjuk bakat. Saya bermain gitar, sementara Deni Story Telling tentang kota Bogor. Selama Deni bercerita, saya mengiringinya dengan musik-musik klasik yang membuat orang-orang terbawa cerita kami.
Selesai sudah, dan kami puas sekali karena kami telah mencoba untuk memberikan yang terbaik. Pengumuman, saat yang paling ditunggu-tunggu, dan ternyata semua perjuangan kami tadi tidak sia-sia. Kami berhasil memperoleh predikat “The Best Couple.” Tidak disangka-sangka karena kami mengira penampilan kami tadi biasa saja. Ya tapi apa dikata, juri sudah bilang begitu, masa harus protes? Hahaha. Foto-foto, dengan baju bau dan berkeringat disertai tawa kebahagiaan. Seru banget lah…

Sedikit foto-foto...
http://www.facebook.com/album.php?id=1119542218&aid=2058923
-------------------------------------------------------------------------------------
Sang Pelaksana
Kamis, 29 April 2010
Hari Kamis merupakan hari dimana kami harus melaksanakan ekstrakurikuler pramuka. Namun, hari ini pramuka mengadakan pelantikan bantara yang diadakan di Kebun Raya Bogor. Bantara ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi daripada pramuka yang biasanya. Niat saya pada awalnya hanya sekedar menambah pengalaman, namun saya tak menyangka akan menjadi seru.

Sebelum memasuki arena outbound tempat penggemblengan para peserta bantara, kami diwajibkan mengenakan dua buah telur yang dimasukkan ke dalam tali, dan dihubungkan dengan tali rafia. Terlihat konyol. Tetapi melatih kami untuk bertanggung jawab akan apa yang kami punya. Upacara pembukaan, lalu kami berganti pakaian dengan pakaian olahraga. Setela diundi, sangga Pelaksana, yang terdiri dari saya, Ilham, Maman, dan Fikar, mendapat giliran terakhir. Setelah lama menunggu sangga yang lain, baru akhirnya kami boleh berangkat. Kami harus melewati 8 pos yang tersedia.

Pos 1, kami langsung diuji dengan hafalan kami mengenai Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Lolos cukup mulus, namun kami diuji lagi dengan ilmu baris-berbaris. Kami kurang beruntung, karena ada beberapa kesalahan sehingga kami dihukum. Tugasnya adalah berjoget. Kami tak tahu harus nyanyi apa, joget seperti apa, dan bingung harus berbuat apa. Akhirnya kami memutuskan untuk nyanyi potong bebek angsa disertai dansaan yang tidak jelas. Hahaha.. Untungnya tidak bertele-tele lagi, karena mungkin kami kelompok terakhir dan sudah pada malas.

Masuk ke pos 2, kami sedikit kesasar. Namun, berkat penalaran kami yang hebat, kami lanjut. Di pos 2 ini, kami ditanya sedikit tentang pancasila. Tidak terlalu sulit, lanjut ke pos 3.

Pada pos 3, kami ditugaskan untuk membaca sandi. Yang dibutuhkan hanya sebuah cermin dan teman saya membawanya. Jadi, ya tak ada masalah. Lanjut!

Pos 4, membaca mata angin. Berhubung cukup sulit, jadi tidak ada yang terjawab dengan benar. Who cares? Di pos ini juga terdapat game. Sepatu kami dilepas, dan kami harus mengambilnya dari jarak yang cukup jauh, tetapi kaki kami tidak boleh menyentuh tanah. Berhubung kami gerombolan si besar, kecuali Maman, sepatu tadi sangat mudah diraih.

Beralih ke pos 5, kami harus menyanyikan 2 lagu nasional. Mengambil jalan mudah, kami memilih lagu Indonesia Raya, dan Halo-halo Bandung. Namun,kami dikerjai dengan harus me-aransemen lagu Halo-halo Bandung tadi dengan nada yang berbeda. Kami mencoba memasukkannya dengan lagu Es Lilin, dan hasilnya, kocak ! Coba saja sendiri. Di pos ini, kami juga harus memainkan sebuah game, dimana kami harus memindahkan bola dengan 4 tali. Namun sayang, kami gagal 2 kali. Kamipun dihukum dengan harus membedaki muka kami dengan abu sisa pembakaran. 2 teman saya merasa jijik, namun saya tak peduli. Order is order. Disobey it, and you will get worse.

Dengan muka corang-coreng, kami berjalan ke pos 6. Di sini, kami memainkan sebuah game berjudul “Spider Webs.” Kondisinya adalah kami harus menyebrang melewati jaring laba-laba buatan yang terbuat dari tali tambang dan rafia, dengan mengandalkan kekompakkan. Ini yang gawat dari gerombolan si berat. Dengan begini, maka kami harus mengangkat teman kami tadi guna menyebrangkan mereka. Ya, cukup menguras tenaga, tetapi kekompakkan kami tetap terjaga dan terasa semakin solid. Setelah itu, kami menuju pos 7 yang tidak begitu jauh dari pos 6 dengan berjalan jongkok.

Ngomong-ngomong, berhubung kami adalah kelompok terakhir, maka kami merasa cukup diuntungkan karena kami dikejar waktu. Lalu, kami dapat beristirahat ketika kelompok sebelum kami masih melaksanakan tugas mereka di-pos pada saat kami telah selesai terlebih dahulu. Capek memang sudah tidak tertahankan lagi.

Beberapa pos sebelum mengakhiri perjuangan kami. Pos 7, mengisi pipa bolong dengan air untuk mengeluarkan 3 bola plastic di dalamnya. Bukannya bola yang keluar, melainkan air dan membuat kami basah kuyup kecuali Ilham alias si pembanjur. Ketawa-ketawa lah kami. Game kedua, kami harus mengisi sebuah ember kecil dengan air. Namun, mengisinya secara estafet dengan menggunakan sebuah gelas aqua yang diikat di kepala kami. Bukannya terisi gelasnya, yang ada kami malah saling membanjur karena belum tahu triknya. Setelah tahu, lancar abis!!

Dengan segenap sisa tenaga, kami beranjak ke pos terakhir. Di pos ini, kami harus merangkak mengikuti sebuah jalur yang sudah dipersiapkan. Akibat dari ini, dua telur saya pecah. Beruntung, tidak dihukum. Hahaha..

Sangga lain telah selesai makan dan mulai baris-berbaris lagi, sedangkan kami baru sampai dengan kuyup dan perut kosong. Ganti baju, solat, makan. Kenyang, langsung masuk lagi ke barisan tadi untuk mencari epolet bantara. Cukup sulit, karena berwarna hijau, dan disembunyikan di balik semak-semak ataupun rerumputan. Berhubung teman saya baik-baik, saya mendapatkan 2 epolet bukan dari usaha sendiri, walaupun saya tetap sudah berusaha.

Nah, penutupan ini yang agak nyeleneh. Awalnya serius, seperti janji bantara, pengucapan Tri Satya, dan pelantikan bantara angkatan 2. Namun, ketika kami harus diciprat air kembang 7 rupa (kembang beneran, kembang Koran, dan kembang-kembang lainnya), seharusnya hanya sekedar sedikit diciprat. Yang terjadi adalah “dimandikan”, alias diguyur air tadi. Sontak saya dan yang lain langsung kabur. Bukannya apa, kami malah dikejar-kejar untuk dibanjur. Seru dah kejar-kejaran. Ketika kami piker semua telah usai, tiba-tiba seorang dari mereka menyemburkan sisa dari ember tadi ke arah kami. Kami reflex menghindar, namun tetap saja kena. Saya tidak kena terlalu banyak, namun ada yang terkena hingga seperti mandi. Hahaha, sial saja dirinya...

Sedikit foto-foto...
http://www.facebook.com/album.php?id=1119542218&aid=2058922

Komentar

  1. selamat atas prestasi2 yg kamu dapat, terus ditingkatkan doa mama n papa selalu menyertaimu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley