Halo Bali

2 hari yang lalu, alias hari Sabtu, 26 Juni 2010, pada jam 3 sore, saya dan keluarga beranjak pergi menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menjalankan niat kami, pergi ke BALI. Sebelum berangkat, cek-cek barang, cabut gas, matiin air, matiin lampu, dan yang lainnya. Tak lupa kami meminta ikan kami untuk menjaga rumah kami (walaupun tidak begitu berarti). Maka, kamipun beranjak ke DAMRI --sebuah angkutan yang berupa bis, yang dapat mengantar penumpangnya ke Bandara Soetta-- dengan diantar Pak Sajar. Sesampainya di DAMRI, kami ucapkan terima kasih kepada Pak Sajar, lalu kami bawa barang-barang kami --yang berupa tas dan koper-- dan menaruhnya di tempat yang telah disediakan di dalam bis tersebut. Ok, kamipun berangkat menuju Bandara.

Di perjalanan, hujan turun dengan derasnya. Hal tersebut menambah kedinginan kami selain AC bis yang terlampau dingin. Namun tiba-tiba, hujannya berhenti. Tak lama kemudian, hujannya turun lagi. Hujannya plin-plan..

Smabil menunggu sampai, kami bertiga sibuk bermain HP. Maklum, keluarga High-tech :D. Walaupun begitu, tetap kami mengobrol bersama.

Katanya sih, hari ini ada gempa. Namun, seperti kebanyakan gempa lainnya, saya tidak merasakannya. Mungkin saya gerak saja sudah menimbulkan guncangan hebat bagi diri saya sendiri. Hahaha :D

Taukah Anda bahwa sebenarnya 'Life is Simple?' Hanya ada dua kerjaan penting di dunia ini, yaitu 'eat, sleep, eat, sleep, eat, sleep..' Apa deh ga jelas.

Ketika kami sampai, kami terkena kabar duka, yaitu sodara saya, yang seharusnya pergi lebih awal dari saya, pesawatnya terkena delay yang cukup lama. Kasihan.. Untuk menghiburnya, maka kamipun makan. Setelah muter-muter, akhirnya pilihan kami jatuh kepada sebuah restoran nusantara. Sodara saya memesan rendang, ayam, dan nasi, sedangkan saya hanya nasi dan rendang. Bayar, bayar, totalnya = RP 71.000. HAAH??!! MAKANAN YANG SE-SIMPLE ITU SAJA MENCAPAI HARGA TERSEBUT??!! Memang bandara beda..

Setelah kira-kira 10 menit lagi sebelum berangkat, kamipun berpisah (tetapi nanti ketemu lagi sih..). Namun, apa yang terjadi? Sepertinya jadwal pesawat kami deipercepat, sehingga kamipun terkena last call alias panggilan terakhir. Ngetop mendadak, karena dengan begini, berarti semua orang tahu kami. Untungnya kami bersama oma saya, sehingga kami terlihat seperti sedang membawa orang yang tua dan berat untuk berjalan. Hahaha, alibi..

Bye Jakarta, hello Bali. Ketika saya update Twitter tentang keberadaan saya di Bali, langsung banyak yang respon. Ada yang tidak percaya, ada pula yang minta oleh-oleh. Tanggapin saja, dan let it flow..

Setelah dijemput, kami berangkat untuk mencari makan. Ada sebuah toko sederhana --yang memang di Bali jumlahnya cukup banyak-- yang menjual makanan yang bernama 'nasi kucing.' Terdengar aneh memang, namun pada dasarnya makanan ini adalah sedikit nasi, dengan sedikit lauk-lauknya seperti mie, dan kacang tanah. Simpel, seperti makanan kucing. Untuk melengkapi makan ini, tak lupa saya memesan telor setengah matang agar semakin mantap. Ketika hendak memesan, saya memanggil 'mas', dan 'mas-mas'-nya tidak menengok. Ia baru menengok ketika saya panggil 'bli.' Haha, lupa ini bali..

Malamnya, ngantuk (pastinya lah..). Kalo ngantuk gak tidur biasanya uring-uringan, rewel, dan bad mood. Mungkin ketika itu saya sedang mengalaminya. Maka, sayapun tidur.. What a day..

(hari pertama, selesai)

Komentar

  1. yg makan kucing gembul butuh beberapa kali nambah he3x

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley