Pekan Ramadhan

Dalam bulan puasa, SMA Bina Insani rutin mengadakan sebuah acara yang bernama Pekan Ramdhan yang isinya adalah kegiatan Gema Kreasi Seni Ramadhan (GKSR), yang merupakan kegiatan OSIS SMABI, dan juga kegiatan Pesantren Ramadhan. Banyak lomba-lomba yang dihadirkan di acara ini, seperti lomba azan, desain busana muslim, desain kartu lebaran, desain parsel, fahmil quran, hifdzul quran, busana muslim, dan yang paling dinanti-nanti adalah lomba nasyid. Nasyid ini pesertanya adalah satu kelas full sehingga dibutuhkan kekompakkan dan latihan yang optimal untuk meraih hasil yang terbaik. Nah, lathhannya itu diadakan pada hari-hari sebelumnya. Tinggal pintar-pintar kelasnya saja mempergunakan waktu sebaik mungkin. Itulah yang akan dilakukan oleh kelas XI-IPA 3, kelas saya.

Rencananya, kami akan membawakan 4 lagu yaitu Dia Maha Sempurna (Ungu), Tobat Maksiat (Wali), Allah yang Kucintai (Sakha), dan Sholawat Badar. Latihan panjang pun dimulai. Perjuangan tanpa kenal lelah kami lakukan. Perencanaan yang matang tak lupa kami sertakan. Akhirnya muncul konsep-konsep cemerlang dari kegemilangan otak-otak kami. Patungan untuk beli baju, jubah, dan juga peralatan miniatur mesjid plus design parcel. Tanpa bimbingan yang tepat, mungkin tidak akan sukses.

Harinya tiba, kami semua tegang. Satu persatu lomba kami lewati dengan nada optimis tanpa kata menyerah. Tidak peduli apa hasilnya, yang penting kami happy. Maka tibalah saatnya bagi kami umtuk lomba nasyid. Dengan penuh semangat, kami mulai masuk dengan suasana mistis, dimana kami satu kelas memakai jubah hitam untuk menyesuaikan dengan lagunya yang juga cukup mistis. "Cari tempat sembunyi, oh dimanakah? Aku bisa sembunyi?" nyanyi kami. Merinding saya mendengarnya karena berharap dapat memberikan yang terbaik. Puppet show dimulai. Bukannya pertunjukan apa, tetapi teman kami, Revan, yang bertugas untuk menjadi seorang 'Puppet Master' untuk memberi kesan yang menyeramkan. Gaya patah-patah, jatuh, dan teriakan kami sajikan di lagu pertama. Memasuki lagu kedua, kami semakin menarik saja dengan jubah yang sudah dilepas, dan gaya-gaya yang 'catchy'. Kekompakkan kami terjaga, dan kami terus bernyanyi dengan gembira. Lagu ketiga, semakin lucu saja kami dengan gaya-gaya dari cowok-cowok yang 'unpredictable'. Terakhir, penonton dibuat tertawa dengan aksi Ody yang menutup penampilan kami dengan nada seperti pengamen di bis, dan juga dikejutkan dengan kembalinya kami setelah kami sempat keluar untuk sementara. Applause meriah ditujukan kepada kami, dan keputusannya? Kami berhak maju ke putaran final bersama XI-IPA 1, XII-IPA I, XII-IPA 2, dan XII-IPS. Senang rasanya karena kerja keras kami membuahkan hasil. Namun, ini belum selesai. Kami masih harus berusaha di putaran final. Setidaknya, ini pencapaian yang baik buat kami. Kami pun berkumpul, berdo'a, dan kembali mengatur strategi.

Latihan kembali kami lakukan, bahkan hinga mengharuskan kami berbuka bersama. Tak dapat dibayangkan bagaimana sebuah kegiatan dapat mengeratkan kekompakkan kami. Terasa bagai keluarga. Semoga kami dapat membanggakan kelas kami sendiri. Seandainya gagal juga tidak apa karena seperti yang sudah disebutkan diawal, yang penting happy.

Pesantren dimulai, saya sudah membuat masalah dengan datang tidak tepat waktu. Saya bangun kesiangan ! Sedikit panik, tapi seperti yang pernah Ody katakan kepada saya bahwa ketika guru mendengar nama 'Ricky', maka guru tak akan menghukumnya. Ya, memang belum telat juga sih, hanya tidak sesuai jadwal.

Banyak pelajaran yang kami dapatkan dari kegiatan ini, seperti materi-materi motivasi, kepekaan sosial kami dengan memberi sumbangan, hafalan-hafalan yang sangat banyak, dan rasa kantuk karena tidur cukup larut.

Final nasyid digelar, kami kembali tampil. Mendapatkan nomor urut 1, saya kira dapat memberikan yang terbaik. Namun, yang terjadi adalah kami dikuasai rasa panik. Walaupun banyak yang berkata bahwa suaranya lebih nyampur, namun kami merasa kurang maksimal. Yang berlalu biarlah berlalu.

Tidak terasa 3 hari 1 malam, ditambah hari-hari kemarin di GKSR yang menggenapkannya menjadi 6 hari terlewati. Pemenang lomba diumumkan. Banyak piala yang kelas XI-IPA 3 rebut. Bangga rasanya menjadi ketua kelasnya. Hahaha. Namun, seperti yang kami perkirakan, kami gagal masuk podium untuk putaran final nasyid, dan mungkin karena itu juga kami gagal merebut juara umum. Sedih juga, namun itulah yang terjadi. Ingin rasanya memutar waktu kembali, namun apa daya kami? Better luck next time. Untungnya, saya mendapatkan sebuah penghargaan pribadi yang berupa tropi 'santriawan terbaik' bersama Nafta yang menjadi 'santriwati terbaik.' Ya bisa dijadikan penghilang duka lah.. Oleh sebab itu, kami diminta untuk menyampaikan kesan-pesan yang tanpa persiapan APAPUN. Bla, bla, bla aja yang terlintas di otak. Bagi saya pribadi, ini yang kedua di SMA, dan yang keempat jika digabung SMP.

Pengalaman yang sangat luar biasa. Terima kasih untuk semuanya yang telah membantu saya untuk bisa meraih semua ini :)

Komentar

  1. selamat atas pencapaian santriawan terbaiknya lebih ditingkatkan lagi dikesemptan lain

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley