Menembus Badai

Hari ini, masuk sekolah (ya iya lah..). Pagi-pagi sudah sampai dikarenakan hari ini murid-murid SMA Bina Insani harus menghadiri bimbingan Alquran yang dimulai pada pukul 06.45. Di sini, kami harus membaca beberapa ayat-ayat Alquran dan juga menghafalkannya. Sulit, memang. Tetapi, nothing is impossible.

Setelah itu, kami sholat dhuha ditambah dengan musafa'ah atau bermaaf-maafan menjelang bulan puasa walaupun sepertinya hal tersebut tidak berjalan dengan baik dikarenakan hanya perempuan-perempuan saja yang bermaaf-maafan sementara murid laki-laki seudah keluar lebih awal.

Belajar, belajar, belajar. Biologi memang tidak ada gurunya namun kami mendapat tugas yang boleh dikatakan cukup banyak. Beruntung beberapa dari soal tersebut ada kunci jawabannya sehingga pekerjaan kami sedikit teringankan. Sekali-sekali mah tidak apa-apa. Hahaha..

Setelah itu, Bahasa Inggris. Berhubung hari Senin yang lalu saya sudah maju ke depan untuk berdialog dengan teman saya yang bernama Nino, maka hari ini kami sedikit bersantai ria walaupun tetap saja kami harus mendengarkan dialog-dialog teman-teman kami yang lain dikarenakan kami harus menjawab pertanyaan mengenai dialog masing-masing pasangan. Berhubung saya cukup cekatan dalam menjawab pertanyaan, saya mendapatkan 7 bintang, yang masing-masing bintang menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang saya jawab. Ya, memang guru saya ini memberikan poin plus bagi siapa-siapa yang aktif dalam pembelajaran. Jadi, jika ditotal dengan performance kami kemarin, maka saya mendapatkan poin 95. Lumayan, nabung-nabung nilai. Tidak rugi lah menjadi orang aktif.

Oh iya, hari ini saya mengenakan sepatu putih baru saya. Ketika saya sampai di sekolah, langsung orang-orang yang melihat saya berkata "Sepatu baru ya??" Kayaknya tidak perlu ditanya juga semua orang akan tahu. Ckck.. Nah, karena ketertarikan Ody terhadap sepatu saya begitu tinggi, maka ia mengajukan tawaran untuk bertukar sepatu hingga siang nanti sebelum pulang. Oke, tidak masalah. Sepatu dia merupakan sepatu futsal dan terasa cukup nyaman di kaki. Ketika ganti pelajaran, berhubung saya dan Ody sudah seperti "kembar siam" oleh karena selalu berdampingan dengan mendengarkan iPod setengah-setengah, maka ia terpaksa mengikuti saya kemana pun saya pergi. Inilah awal dari kejailan kami. Ketika itu, datanglah Arza, sang juara umum tahun lalu, yang dulunya sekelas dengan Ody, dan ia melihat "sepertinya" Ody memakai sepatu baru. Seperti kebanyakan lainnya yang melihat sepatu baru, maka ia langsung menginjak sepatu Ody (yang aslinya punya saya) tanda perkenalan. Sontak kami langsung tertawa terbahak-bahak. Ia belum sadar. Begitu saya membalikkan badan dan menunjukan sepatu saya (yang seharusnya milik Ody), dia langsung minta maaf yang sebesar-besarnya. Ia tidak sadar bahwa itu sepatu baru saya. "Maaf Rick, maaf, gua ga tau itu sepatu lo. Maaf ya Rick, cuma kena dikit aja kok.." Hahaha kami pun kembali tertawa. Kena deh !

Terakhir, sejarah. Mind map yang saya buat sebelumnya tentang masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia kurang lengkap, maka saya lengkapi lagi dan mulai mengisi modul. Guru sejarah saya ini lumayan aktif, sehingga tidak terlalu membosankan seperti guru-guru sejarah sebelumnya. Tetapi, mungkin saja sifatnya ini akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Hmm..

Setelah salat Jumat, seperti yang telah direncanakan sebelumnya bahwa kami akan menjenguk Umi di rumahnya, maka kami pun mulai berdiskusi dan akhirnya kami pun berangkat. Lumayan, dari 24 siswa kelas X2 angkatan 15, 11 diantaranya (termasuk saya) dapat menjenguk bersama kami. Saya bersama Dani menumpang di mobilnya Abi alias Ahong yang sangat terkenal di X2. Kami berangkat duluan, sedangkan yang lain membeli buah terlebih dahulu di Giant Department Store.

Tidak perlu berlama-lama, maka kami pun sampai di rumah Umi. Parkir, taruh tas, dan masuk dengan mengucap salam dan mengetuk pintu. Di dalamnya, Umi menyambut kami dengan hangat, dan kami pun mulai berbincang-bincang. Kami disuguhi sirup (di mana kami sedang haus-hausnya dikarenakan cuaca saat itu sedang panas), dan juga buah-buahan serta kue untuk kami makan. Ya sambil bercengkrama dan sedikit cerita-cerita tentang kehidupan baru kami di kelas XI. Kami juga melihat anak Umi yang waktu itu baru lahir. Namanya Fikriyah. Nama panjang sangat panjang dan terdiri dari 4 kata full arab. Artinya bagus, yaitu pikiran cerdas yang berharga dan merupakan si tengah. Semoga cita-cita orangtuanya dapat terwujud, amin.

Tidak terasa, rombongan lain pun datang. Kami melanjutkan pembicaraan kami dan mulai berbincang-bincang dengan penuh canda. Terasa benar kekompakkan X2 yang tidak saya rasakan di kelas saya yang baru. Terasa benar kesenangan bersama X2 yang sekarang tidak lagi ada oleh sebab kami melanjutkan hidup kami di kelas-kelas yang berbeda walaupun masih ada beberapa dari mereka yang satu kelas. Kami mengingat kembali perjuangan-perjuangan kami bersama Umi yang telah kami lewati. Lucu juga..

Awalnya, kami hanya ingin bertamu ke sana selama beberapa waktu yang tidak lama. Tetapi, karena cuaca tidak mendukung yang ditandai dengan turunnya hujan yang cukup deras, maka kami tetap bertahan di sana di samping kami terbawa suasana gembira.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, dan jam menunjukan pukul 15.30. Maka, kami pun berpamitan. Kebetulan, hujan juga sudah mereda. Saya menumpang Dias, yang kebetulan membawa motor. Kami berdua akan menuju GOR Padjadjaran untuk menghadiri rapat karate. Sudah telat sih, tapi better late than never.

Malapetaka pun muncul. Kami yang sedang asyik berkendara dikejutkan dengan turunnya hujan deras yang memaksa kami meneduh di bawah pohon di dekat Sekolah Bina Insani. Setelah Dias meminjamkan saya jas hujan plastik yang ala kadarnya, maka kami pun meneruskan perjalanan yang didukung oleh hujan yang tidak lagi terlampau deras walaupun tetap saja sekujur tubuh kami terbasahi. MENEMBUS BADAI!

Kami kembali didera masalah ketika hujan kembali menderas. Tidak ada pilihan lain, kami pun meneduh di Hyper Mart. Di sana juga banyak pengendara motor yang juga berteduh seperti kami. Sembari menunggu, kami pun meminta izin kepada Senpei kami bahwasalnya hujan tak kunjung mereda, dan jawabannya adalah kami boleh pulang tanpa harus menghadiri rapat. Asyiiik! Tanpa berpikir panjang, kami pun mulai berjalan lagi untuk kembali Menembus Badai !.

Setelah perjalanan panjang kami, maka kami sampai di dekat Rumah Sakit Azra, dan tahu apa? HUJANNYA REDA! Wah ngerjain banget nih.. Ya sudahlah.. Mau diapakan lagi.. Maka, Dias pun mengantar saya hingga depan rumah. Adios, Dias !

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley