Hari yang Indah

LIBUR!!! Setidaknya itulah yang terlintas di otak saya pada pagi ini. Ya, untuk menyambut kedatangan bulan puasa, maka SMA Bina Insani meliburkan siswanya guna mempersiapkan diri. Seetidaknya bisa bangun siang. Asik!

Rencana hari ini? Nothing. Bangun siang, dan pengangguran is the best thing to do. Kebetulan, mama juga akan pergi makan bersama temannya. Jadi, saya sendiri di rumah. Nah, mama menyuruh saya facial, dan itu merupakan salah satu hal yang paling menyakitkan yang pernah saya alami. Tiba-tiba, saya mendengar kabar gembira bahwa tempat facial saya (yang ditangani T. Uwid) sedang penuh. Yes! Itu berarti saya tidak harus bersakit-sakit ria. Ya sudah, mama pun pergi, saya pun di rumah.

Tak lama setelah mama pergi, tiba-tiba HP saya bergetar. SMS masuk. Siapakah gerangan? Ternyata T. Uwid yang menuliskan pesan bahwa tempatnya sekarang lagi kosong. TIDAAAK! Itu berarti saya tetap harus di facial! Terpaksa dengan berat hati saya pergi ke tempat tersebut...

Penyiksaan dimulai. Setelah dibersihkan, mulai ditusuk-tusuk. Tidak terlalu sakit lagi karena saya rutin, namun tetap saja tidak enak. Setelah ditusuk, dipakaikan masker dan saya diharuskan menunggu hingga kering. Jikalau ditotal, 1 setengah jam saya berbaring di atas kasur. Jika bisa tidur mah enak, namun sayangnya itu tidak terjadi. Tak apalah, setidaknya sebelum puasa muka, badan, dan hati menjadi bersih..

Waktu menunjukan pukul 12.45, dan saya harus segera beranjak ke Ekalokasari Plaza untuk les gitar pada pukul 13.30. Panik.. Panik.. Belum makan, belum ganti baju, belum beres-beres. Tetapi, berhubung darah under pressure keturunan papa saya mengalir dengan kencang dalam darah saya, maka hal tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Makan ngebut *nyam nyam nyam*, ganti baju *srek srek srek*, berangkat!

Baru saya mendudukan pantat saya di kursi angkot, hujan turun dengan derasnya. Untung saya sudah mengikuti pepatah sedia payung sebelum hujan, sehingga tidak ada yang peru dikhawatirkan. Dalam keadaan terburu-buru seperti itu, semua hal-hal tak terduga tiba-tiba terjadi. Yang biasanya rute normal, tiba-tiba lewat jalan lain yang notabene bukanlah jalan pintas. Pasrah aja deh..

Keajaiban itu datang! Kak Dendy menelepon dan berkata bahwa dirinya sedikit telat. Itu berarti saya tidak terlambat, dan tetap mendapat jatah belajar normal (tidak terpotong karena kesalahan saya). Denang tubuh berkeringat, maka saya pun masuk ke dalam ruang latihan. Kosong, tanpa guru, dan saya improve untuk sedikit latihan awal atau lebih tepatnya pemanasan karena sudah lama sekali saya tidak berlatih gitar. Maklum, orang sibuk itu ada aja kerjaannya. Hahaha

Setelah sang guru datang, saya sudah panas dan tidak terlihat kaku lagi dihadapannya. Jadi, tidak diomelin. Selamat!

Selesai gitar, sesuai dengan yang sudah saya rencanakan dengan mama, kami nonton sebeuah film yang dibintangi oleh Angelina Jolie, yang berjudul Salt (note: tolong jangan diterjemahkan secara harafiah bahwa film ini bercerita tentang garam yang asin). Film ini bercerita tentang Agen CIA Evelyn Salt (Angelina Jolie) yang mencoba untuk membersihkan namanya saat ia dituduh sebagai pembelot dan merupakan bagian dari agen mata-mata KGB yang ditugaskan untuk membunuh presiden Amerika Serikat (copy-paste dar 21 Cineplex.com). Hasilnya setelah kami tonton? Oke benget! Walaupun saya sedikit pusing tentang si Salt yang sebenarnya baik apa jahat, namun secara keseluruhan film ini keren dari mulai dari action, dan juga alurnya. Recommended.

Tak ada lagi yang akan kami lakukan di Elos. Jadi, kami memutuskan untuk pergi ke Giant Pajajaran. Masih dengan hujan yang cukup deras, bermodalkan satu payung yang tidak terlalu besar, kami berjalan melewati terjangan hujan yang keroyokan. Haduh.. Untungnya kami langsung mendapat angkot, dan kami segera naik.

Sampai, masih dengan hujan. Nyebrang dengan pede-nya, dan akhirnya baju dan celana kami basah-basahan. Fiuh~ Untuk melepas semua itu, kami memutuskan untuk makan pempek terlebih dahulu sebelum kami melakukan kegiatan kami yang lain. Kami memesan kapal selam (note: lagi, tolong jangan diterjemahkan secara harafiah bahwa kami memesan kapal selam yang begitu besar yang biasa digunakan untuk berperang atau semacamnya). Setelah kenyang, kami berpisah dimana saya membaca buku di Gramedia Book Store, dan mama saya belanja di Giant Department Store. Sembari menikmati musik dari earphone, saya membaca banyak buku yang sudah tidak tersegel. Bukan saya yang membuka, melainkan yang sudah terbuka dengan sendirinya saja. Lama waktu yang saya habiskan di sana. Rasa bosan mulai menghampiri saya, dan saya memutuskan untuk menghampiri mama.

Di atas, mama sudah menunggu dengan belanjaannya yang cukup banyak. Muter-muter lagi, dan kami membeli duren, sebuah buah favorit saya. Baunya yang menyengat tidak saya pedulikan asalkan rasanya enak dan memuaskan. Benar saja, ketika kami sampai di rumah dan memakannya, terasa nikmat sekali. Gracias, mama.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley