Jakarta Malam

,Berhubung malam ini saya dan keluraga berencana untuk bermalam di apartemen, maka kami pun harus menyiapkan makanan sahur. Tanpa persiapan apa-apa, kami mencari makanan yang kira-kira dapat memenuhi kebutuhan asupan kami. Untuk yang cepat, biasanya langsung tertuju pada makanan cepat saji. Fast food apa yang paling enak? Tentu saja Bapak Jenggot, atau lebih dikenal dengan sebutan KFC. Ya, restoran yang terkenal akan ayamnya memang yang paling enak. Maka kami pun berputar-putar dengan si hijau, mobil Katana hijau pinjaman bos papa saya. Berhubung sudah malam, wajar jika banyak yang sudah tutup. Tempat-tempat KFC yang biasa kami kunjungi sudah banyak yang tutup. Akhirnya kami jadi jalan-jalan deh mengelilingi Kota Jakarta. Sepi, tidak seperti Jakarta yang biasanya ramai dipenuhi kendaraan. Maklumlah, sudah pada tidur. Lucu juga muter-muter tanpa arah yang jelas. Ternyata, masih ada KFC yang buka, yaitu di daerah Hayam Wuruk. Horay! Berarti tidak jadi tidak sahur deh. Hahaha

Oh iya, bagaimana kami bisa berkeliling di malam hari? Sebelumnya, kami sempat menginap di rumah Willy-Josh. Berhubung puasa, banyak waktu yang saya habiskan di depan komputer. Biasanya sih main poker. Entah kenapa nasib saya sedang cukup mujur karena banyak memenangkan chips. Selain itu, guru saya juga ada yang sedang bermain. Dia jago mainnya. Cepat dapet banyak chips, namun cepat pula habisnya. Ya biarlah suka-suka dia.

Terakhir, sebelum pulang, saya bermain musik bersama Willy. Kami memainkan beberapa lagu seperti Can't Take My Eyes of Off You, dan beberapa lagu The Beatles. Sepertinya dia juga terkesima dengan permainan gitar saya, khususnya ketika saya bermain sebuah lagu klasik berjudul Clasiccal Gas. Dia boleh terkesima, tetapi apakah saya tidak terkesima dengan permainan gitaq ataupun saxophonenya? Sama saja lah.. Memang, musik dapat mengembangkan kreativitas, dan juga bisa sebagai media sosialisasi. Jadi, jangan takut bermusik karena semua pasti bisa asalkan ia mau belajar. (y),,