Born to be a Leader

Selain Masa Taaruf, SMA Bina Insani juga mengadakan kegiatan lain bagi siswa yang baru masuk ke dalam Bina Insani, yaitu OKK alias Orientasi Keorganisasian dan Kepemimpinan. Miri[-mirip sama Taaruf, karena yang pasti selain sama-sama buat siswa baru, juga sama-sama dipanitiai oleh OSIS SMABI dengan guru-guru sebagai pembinanya. Sebelum lebih lanjut, biar saya jelaskan terlbeih dahulu tentang OKK itu sendiri. OKK merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan sama dengan judul dari acara itu sendiri, yaitu melatih ilmu memimpin dan dipimpin, serta memberi bekal untuk berorganisasi. Tema kegiatan OKK kali ini adalah "Masa Muda, Masa Berprestasi." Oleh karena itu, kami berharap kegiatan ini dapat menjadikan kami, baik peserta maupun panitia, untuk dapat berprestasi di kemudian hari.

Perjalanan panjang berawal dari BP (Bintang Pelajar) depan Gang BI. Dinginnya pagi tidak mampu membendung semangat kami untuk melaksanakan kegiatan kami. Ketika saya sampai, terlihat tiga buah truk TNI telah berbaris rapi di tempat parkirnya. Beberapa teman saya juga sudah ada yang datang. Seluruh peserta diharapkan sudah datang pada pukul 6 (termasuk panitia) karena kami akan beranjak pergi pada pukul 06.30 pagi dengan harapan masih ada waktu setengah jam untuk bersiap-siap. Namun, karena kami orang Indonesia, yang terkenal dengan tradisi ngaretnya, maka kami baru berangkat pukul 7 kurang. Kapan Indonesia mau maju kalau yang simpel seperti ini saja masih kerepotan. Sigh~

Setelah absensi ulang oleh PJ (penanggung jawab) masing-masing, kami berdoa terlebih dahulu agar perjalanan lancar dan diridhoi. Saya tadinya masih belum tahu hendak pergi ke tempat dengan apa karena saya yakin bahwa teman-teman pasti memiliki tempat kosong lebih untuk dapat diisi. Namun, karena teman saya, Abi, yang merupakan PJ kelompok, naik truk yang di dalamnya hanya ia sendiri kakak panitia yang lelaki, maka ia meminta saya untuk ikut bersamanya ke dalam truk itu karena ia meminta untuk ditemani. Baiklah, tidak apa. Tidak ada kerugian pula bagi saya untuk naik apapun juga selama yang penting saya masih berangkat. Jadilah saya pergi naik truk. Serasa TNI.

Kami akan bermalam di Baladegana, sebuah tempat outbound yang kebetulan merupakan kepunyaan om dari teman OSIS kami. Bertempat di dekat Gunung Geulis, daerah Bukit Pelangi. Saya memang sudah survei dengan beberapa teman, naumn saya tetap tidak tahu jalannya. Perjalanan panjang dilakukan. Angin segar menghmpas tubuh. Sampailah kami di tempat tujuan.

Sesampainya, barang langsung diturunkan dan ditaruh di lapangan. Upacara pembukaan terlebih dahulu dengan saya sebagai pembaca ayat suci Alquran. Baru setelah itu seluruh peserta diminta untuk membangun tenda sebagai base camp mereka --tempat menaruh barang, dan juga tempat untuk beristirahat. Lama terasa menunggu mereka mendirikan tenda. Padahal waktu yang diberikan cuma 15 menit! Mereka baru selesai ketika dipaksa selesai. Nilai negatif dari awal latihan kepemimpinan. Mereka lalu beranjak ke aula untuk materi.

Materi awal adalah materi PMR. Kegiatan OKK ini juga merupakan salah satu penyaluran informasi bagi minat siswa akan ekskul wajib yang tersedia di SMA Bina Insani, yaitu PMR, Passus, dan Pramuka. Saya tidak memperhatikan seluruhnya (karena memang bukan saya yang seharusnya memperhatikan), namun saya lihat sekilas dan sedang dilihat berbagai macam jenis narkotika. Selalu penting materi tentang itu. Bla bla bla, selesai.

Hari ini hari Jumat, dan waktu salat Jumat telah tiba. Peserta pria digiring menuju masjid, dan yang wanita saya tidak tahu (karena saya pria). Yang pasti kami sama-sama salat untuk menghadap-Nya. Saya dipilih untuk jadi muazin (orang yang azan). Materi khotbah yang disampaikan Pa Alam bercerita tentang puasa, yang sebentar lagi akan tiba.

Seusai salat, para peserta berkumpul di restoran untuk makan siang. Tentu saja kami sangat lapar karena selain sudah letih di perjalanan, lemas saat membuat tenda, juga hilang konsentrasi di materi. Menunya nasi, ayam goreng/ikan, sop, dan tempe. Sangat penting untuk mengisi perut terutama untuk mengembalikan fokus pikiran.

Materi kedua adalah materi tentang organisasi kepemimpinan yang disampaikan oleh Pak Dedi. Saya salut kepada Pak Dedi dan memang saya rasa pantas atas jabatannya sekarang sebagi kepala sekolah SMABI. Kemampuannya untuk dapat memberikan materi serius dibarengi dengan susana yang menyenangkan dengan penduh tawa akibat canda yang diberikannya. Belum lagi ditambah dengan kegiatan lucu, namun tanpa mengurangi nilai informasi yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Sekali lagi salut.

Bersamaan dengan materi ini, beberapa teman panitia bermain futsal. Itu merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di sini. Saya sebenarnya juga ingin ikut, namun jika saya meninggalkan aula, maka tidak ada lagi panitia yang mengawasi jalannya acara selain Dimas, yang tentu saja ia juga sama seperti saya, ingin bermain futsal. Kemana yang lain? Selain yang futsal, kebanyakan dari yang lain tidur, dan sebagian kecil mereka hanya chit-chat di saung. Terpaksa kami tahan keinginan kami karena tuntutan profesi.

Akhir-akhir ini, saya sedang akrab-akrabnya dengan Dimas. Mungkin karena kesamaan kami sebagai seorang pekerja keras lapangan, kami jadi sering tugas bersama. Belum lagi ditambah dengan kegilaan kami serta sifat kami yang terkadang sama jahatnya. Berbahagialah jika masih memiliki teman dekat.

Asar tiba, kami salat. Kembali saya yang azan.

Materi selanjutnya adalah PBB. Baris-berbaris sudah menjadi elemen penting di hampir setiap harinya sehingga perlu rasanya diketahui bagaiman berbaris yang benar. Saya tidak ikut berbaur pada materi ini karena saya anak Pramuka. Memang bukan berarti saya tidak bertanggungjawab akan tugas mendidik peserta, hanya saja saya memiliki tugas lain yang tidak kalah penting, yaitu latihan untuk prosesi penyalaan api unggun yang nanti akan dinyalakan pada malam hari. Saya pernah mendapat pengalaman buruk dari api unggun tanpa prosesi dan saya tidak ingin hal itu terulang lagi.

Hampir magrib, peserta dikembalikan ke tenda untuk persiapan bersih diri. Dalam sela-sela kesempatan itu, saya dan Dimas masih memendam hasrat bermain bola. Kami datangilah lapangannya. Ternyata ada 2 teman lain yang kebetulan dekat dari lapangan. Kami putuskan untuk bermain 2 on 2. Bukan ide yang bagus karena capek sekali lari-lari keliling lapangan sendiri tanpa sokongan partner yang berlari. Namun, Kalau ada tujuan, akan ada usaha lebih untuk menggapainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley