Filosofi Sepakbola (Part 5): Fungsi

Sebuah poin yang dapat kita ambil dalam sepak bola: menjalani fungsi. Setiap pemain dalam tim memiliki perannya masing. Ada kiper, yang bertugas untuk menjaga gawangnya tidak kebobolan. Ada pemain bertahan, bersama kiper bertugas untuk bertahan dari gempuran serangan pemain lawan. Lalu pemain tengah, yang berperan sebagai otak kreativitas pengendali jalannya permainan. Tentu saja kita juga tidak dapat melupakan peran penyerang untuk mencetak gol. Sebuah tim akan mencapai kemenangan ketika setiap individunya dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Coba saja bayangkan ketika kiper tiba-tiba tanpa sebab dan akibat maju menyerang hingga ke daerah lawan karena ia merasa ingin mencetak gol. Lalu siapa yang menjaga gawang? Atau misalnya ketika penyerang malah fokus untuk bertahan, tentu hal itu akan memberatkan pemain tengah untuk dapat mencetak gol karena bahkan penyerangnya saja tidak maju menyerang. Pada akhirnya tim itu sendiri yang akan susah ketika ada individu yang tidak menjalankan perannya dengan baik.

Ada kalanya fungsi seorang pemain dapat berekspansi menjadi lebih dari yang biasanya. Misalnya, karena seorang bek memiliki kemampuan menyundul yang bagus, maka dalam beberapa strategi mereka maju ke daerah pertahanan lawan untuk mencetak gol menggunakan kepalanya. Atau ketika seorang penyerang yang menjadi tembok oper bagi pemain tengah untuk kemudian mencetak gol. Tentu hal tersebut menjadi keuntungan sendiri karena ada suntikan kekuatan lebih dari suatu fungsi yang seharusnya. Namun, tentu saja segala sesuatu memiliki poin positif dan negatif. Dalam sisi negatifnya, mengambil kasus yang pertama misalnya, akan ada lubang yang ditinggalkan di posisi pertahanan karena bek yang biasanya menjaga bagian tersebut sedang membantu penyerangan. Begitupun dengan operan dari penyerang kepada gelandang yang mungkin saja sebenarnya gelandang tersebut tidak memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan tendangan. Perlu pertimbangan yang matang untuk menjalankan multitasking.

Ekspansi fungsi pun tidak dilakukan secara terus menerus. Seperti bek yang hanya maju biasanya ketika terjadi tendangan pojok, ataupun penyerang yang melihat kesempatan yang lebih baik bagi gelandang untuk mencetak gol *sehingga bolanya dioper*. Walaupun ditinggalkan, posisi bek *misalnya* sebenarnya tidak sepenuhnya ditinggalkan. Akan ada pemain *biasanya gelandang* yang mundur bertahan untuk sementara. Sebuah kekurangan dapat ditutup dengan kelebihan pemain karena dalam kondisi sepak pojok, peran gelandang untuk mengolah bola sangat sedikit. Namun, akan menjadi tidak bijak ketika seorang pemain mencoba mengambil alih semua peran tersebut. "Dia adalah seorang  kiper yang bertahan dan merebut bola dari pemain lawan, lalu menggiring bola sendiri hingga mencapai daerah lawan untuk kemudian menggocek kiper lawan dan mencetak gol." *mungkin dia dewa sepakbola*.

Jadi, ada baiknya kita menjalani kehidupan sesuai dengan fungsi kita. Pemerintah mengatur pemerintahan agar berjalan dengan teratur, polisi mengatur ketertiban, masinis menjalankan kereta, mahasiswa belajar, dan segala elemen kehidupan dengan fungsinya masing-masing. Boleh kita menjalankan beberapa fungsi sekaligus, namun ada baiknya jika fungsi tersebut bersinggungan dengan fungsi kita, dan  pastikan bahwa posisi yang kita tinggalkan akan masih terjaga keberlangsungannya.

P.S. Gue rasa hebat dalam satu hal lebih baik daripada bisa semua hal, atau itu hanya pendapat gue aja?

Baca juga: Part 1part 2part 3part 4part 6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley