Meneladani Karate

Gambar 1. Ricky the
Karate Kid
Menurut gue, setiap manusia sepatutnya memiliki prinsip dalam kehidupannya. Prinsip ini yang akan menentukan bagaimana dia bertindak dalam menyikapi hidup yang dia jalani. Mungkin masih ada yang belum menemukan prinsip apa yang sebenarnya ia anut, tapi biasanya akan ada kecenderungan. Begitu pun gue. Setelah lebih dari 20 tahun gue hidup, gue baru menyadari dari mana kepribadian gue yang seperti ini muncul: Sumpah Karate. Sekedar informasi, gue memulai karate sejak kelas 1 SD (kurang lebih umur 6 tahun) dan berhenti pada kelas 2 SMP (kurang lebih umur 14 tahun). Selama 8 tahun itu, gue latihan dengan cukup intens, bisa sampai 3 kali seminggu. Setiap awal latihan, terlebih dulu kami akan membacakan sumpah karate. Bunyinya begini:

SUMPAH KARATE
1. Sanggup menjaga kepribadian
2. Sanggup patuh pada jalan yang benar
3. Sanggup meningkatkan daya juang
4. Sanggup menjaga sopan santun
5. Sanggup mengendalikan diri

Terdengar sederhana? Tapi gue merasa kelima hal ini mencakup segala hal baik untuk menjalani kehidupan. Gue turunkan satu per satu. Kepribadian mempengaruhi interaksi kita dengan orang lain. Ketika kita menjaganya untuk senantiasa berbuat baik, maka orang lain akan memandang kita baik, dan kita akan menjadi seorang pribadi yang dihargai.

Patuh pada jalan yang benar merupakan sesuatu yang tidak mungkin dapat ditolak untuk menuntun kita, tentu saja, ke jalan yang benar. Terlalu banyak cara mudah untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, tapi belum tentu cara tersebut benar. Ketika kita mampu patuh pada jalan yang benar, setidaknya kita sudah menghargai sistem yang dibuat. Dengan menghargai maka kita akan dihargai. Dengan berbuat benar, maka *semoga* kita akan menjadi pribadi yang benar. Dari hal ini pula gue mencoba untuk senantiasa berkata  dan berbuat jujur karena kejujuran merupakan salah satu jalan yang benar.

Perkembangan zaman memaksa kita untuk terus bersaing. Pada tahun 2015 ini, program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah dimulai sehingga untuk mendapatkan pekerjaan, kita harus bersaing tidak hanya dengan orang Indonesia, tetapi juga orang ASEAN. Jika kita tidak mampu meningkatkan daya juang, maka kita akan kalah dan terpuruk. Prinsip inilah yang masih gue pegang untuk terus berusaha menjadi yang terbaik.

Menjadi pribadi yang memiliki sifat sopan dan santun tentu saja akan disenangi oleh masyarakat. Walaupun mungkin seseorang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengerjakan sesuatu, ketika dia bersikap seenaknya, maka orang *mungkin* akan berpikir dua kali untuk meminta bantuan kepadanya, dan bisa saja dia tidak akan dihargai karena keangkuhan yang dimilikinya. Bahkan kita sendiri juga menyukai orang yang sopan dan santun, bukan? *ngaku deh*

Poin terakhir, mampu mengendalikan diri, menjadi penutup dalam sumpah karate. Terlepas dari segala hal yang terjadi, pada akhirnya semua kembali kepada kita sebagai pribadi yang menjalaninya. Kita yang menentukan apa yang kita inginkan *walaupun tidak terlepas dari kuasa Allah*. Kita yang menjalani kehidupan kita masing-masing. Kita sendiri yang nanti akan menuai hasilnya. Ketika kita dapat mengendalikan diri, maka dengan usaha dan doa sekuat tenaga, kita dapat mengendalikan apa yang kita akan hasilkan. Carilah prinsip hidup lu. Berpegang teguhlah. Semoga prinsip itu akan menuntun kita kepada jalan yang benar :)

P.S. Konsistensi yang membentuk pola pikir gue untuk menjadikan sumpah karate sebagai bagian dari prinsip hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley