Deadliner

Beberapa kali gue menggunakan mindset "deadline" dalam melakukan suatu kegiatan. PR dipepet-pepet dekat hari pengumpulan, masuk kampus dipepet-pepet dengan jam masuk *kadang malah jadi kelewatan*, ataupun kerjaan ditunda-tunda karena lagi mager. Ketika sudah dekat-dekat waktunya, baru, deh, semua dikerjakan. Sejujurnya deadliner ini sangat melelahkan. Lu tidak punya waktu bersantai lagi karena batas pengumpulan akan segera tiba. Lu bahkan tidak mempunyai cukup waktu untuk dapat menganalisis permasalahannya dengan benar, dan hal tersebut dapat berimbas pada kualitas yang tidak cukup baik. Pola seperti ini harus segera dihilangkan. Walaupun lu bisa bersantai-santai di awal, derita yang dialami pada waktu deadline *bagi gue* tidak sesuai dengan banyak waktu santai tadi. Pusing, tertekan, stres, menyiksa diri sendiri hingga timbul pemikiran ya udah lah ya yang penting beres. Jelas ini sangat salah, karena sebaik-baiknya sesuatu adalah sesuatu yang dikerjakan dengan sebaik-baiknya *apadeh*.  

Kalau dicicil sejak jauh-jauh hari, lebih banyak ilmu yang kita dapat. Kita akan memahami proses, dan semoga hasil akhir dapat mengikuti proses tersebut. Kita tidak akan merasa terburu-buru, dan client pun akan senang karena kita berhasil tepat waktu. Kualitas yang dihasilkan pun akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, jangan menunda-nunda pekerjaan. Lakukan apa yang bisa lu lakukan sekarang juga. Semoga itu lebih baik ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley