"Menanti" sangat melelahkan. Untuk dapat bergerak maju, apakah cukup hanya dengan menanti?
Tidak. Menanti, lalu berusaha. Semua akan indah pada waktunya.
Eits... Jangan pikir saya yang beli gitar. Yang beli itu sepupu saya. Dia emang udah mau beli gitar sejak lama, tapi masih belum cukup uang. Nah, setelah dapat THR, kemarin dia beli gitar baru bersama saya. Horee... Kesampean deh akhirnya keinginannya membeli gitar. Dengan uang sendiri kan jadi lebih afdhol. Anehnya, dia lebih memilih membeli strap gitar daripada sarung gitar, padahal menurut saya beli sarung gitar lebih penting, biar gak debuan. Terserah dianya juga sih, kan bukan saya yang beli. Terakhir saya bilang, "senarnya masih jelek, mendingan ganti yang baru." Jadi, kemungkinan dia juga akan beli senar baru. Hari ini saya berencana pergi ke rumahnya dan menyetem gitar barunya itu. Sekalian main juga sih, hhe
Gambar 1. Membuat daftar isi otomatis Keseharian gue sekarang boleh dibilang tidak dapat terpisahkan dari salah satu calon karya ter-favorit gue: skripsi . Selain dari otomatisasi daftar pustaka yang telah gue tulis di post yang lalu, gue juga melihat otomatisasi lain yang (semoga) dapat memudahkan kalian dalam membuat skripsi, laporan kerja praktek, karya ilmiah, ataupun membuat novel, yaitu otomatisasi daftar isi. Gue ingat pada zaman dahulu kala ketika (sepertinya) gue masih SMP (atau mungkin SD), gue baru bisa menuliskan daftar isi setelah gue selesai menuliskan makalah/artikel/laporan tugas sekolah. Hal tersebut dilakukan secara manual dengan melihat nomor halaman yang tertera pada Microsoft Word. Untungnya, waktu itu sebanyak-banyaknya laporan untuk tugas paling banyak kurang lebih 10 halaman. Tentunya bukanlah sebuah masalah besar untuk menuliskan daftar isinya satu per satu dengan melihat nomor halamannya. Namun, semakin tinggi tingkat pendidikan kita, tingkat kesu...
Kemarin, seperti biasa, pada sore hari, main basket sepulang sekolah. Saya sih tau bakal TBI. Jadi saya jaga waktu. Udah main cukup capek, saya kalah. Lalu saya ganti baju dan pergi ke tbi. Saya nunggu TP lamaaa banget. Pusaka sih banyak lewat, tapi Haekal ngotot naik TP. 1 bus lewat. 2, 3, 4, teruuus banyak banget lewat sampe 8 bus. Saya lagi ngobrol sama Rulo, eh tau-tau ada TP lewat. Arrrggghh... nunggu lagi deh. Masih lewat juga pusaka. Baru deh setelah lewat yang ke 12, TP lewat. Naik deh. Untungnya gak telat ke TBI. Saya bingung, kok waktu saya mau naik pusaka, gak ada yang lewat. Coba pas mo naik TP, banyak banget yang lewat. Sampe 12 bus. Argghh... Di TBI nonton film. Gak tau film apa. Tentang orang masuk Newcastle United. Kayaknya seru, tapi waktunya abis. Jadi dilanjut lagi hari kamis. Soal hari ini, katanya kan ada pelajaran tambahan. Ternyata kata pak yoga gak ada. Capek deh... Tapi besok jadi tetep ada. Karena terlanjur gak bawa baju karate, saya gak karate deh. Rencananya...
Komentar
Posting Komentar