"Menanti" sangat melelahkan. Untuk dapat bergerak maju, apakah cukup hanya dengan menanti?
Tidak. Menanti, lalu berusaha. Semua akan indah pada waktunya.
Eits... Jangan pikir saya yang beli gitar. Yang beli itu sepupu saya. Dia emang udah mau beli gitar sejak lama, tapi masih belum cukup uang. Nah, setelah dapat THR, kemarin dia beli gitar baru bersama saya. Horee... Kesampean deh akhirnya keinginannya membeli gitar. Dengan uang sendiri kan jadi lebih afdhol. Anehnya, dia lebih memilih membeli strap gitar daripada sarung gitar, padahal menurut saya beli sarung gitar lebih penting, biar gak debuan. Terserah dianya juga sih, kan bukan saya yang beli. Terakhir saya bilang, "senarnya masih jelek, mendingan ganti yang baru." Jadi, kemungkinan dia juga akan beli senar baru. Hari ini saya berencana pergi ke rumahnya dan menyetem gitar barunya itu. Sekalian main juga sih, hhe
Kemarin, seperti biasa, pada sore hari, main basket sepulang sekolah. Saya sih tau bakal TBI. Jadi saya jaga waktu. Udah main cukup capek, saya kalah. Lalu saya ganti baju dan pergi ke tbi. Saya nunggu TP lamaaa banget. Pusaka sih banyak lewat, tapi Haekal ngotot naik TP. 1 bus lewat. 2, 3, 4, teruuus banyak banget lewat sampe 8 bus. Saya lagi ngobrol sama Rulo, eh tau-tau ada TP lewat. Arrrggghh... nunggu lagi deh. Masih lewat juga pusaka. Baru deh setelah lewat yang ke 12, TP lewat. Naik deh. Untungnya gak telat ke TBI. Saya bingung, kok waktu saya mau naik pusaka, gak ada yang lewat. Coba pas mo naik TP, banyak banget yang lewat. Sampe 12 bus. Argghh... Di TBI nonton film. Gak tau film apa. Tentang orang masuk Newcastle United. Kayaknya seru, tapi waktunya abis. Jadi dilanjut lagi hari kamis. Soal hari ini, katanya kan ada pelajaran tambahan. Ternyata kata pak yoga gak ada. Capek deh... Tapi besok jadi tetep ada. Karena terlanjur gak bawa baju karate, saya gak karate deh. Rencananya...
Pada hari Minggu sore, kurang lebih pukul 15.45, kami pulang dari Jakarta. Kami akan pulang masih dengan kereta, namun dari Stasiun Cawang menuju Bogor. Ketika sampai, kami melihat kereta yang bertuliskan "ekonomi ac" singgah sebentar untuk menarik dan menurunkan penumpang. Tak lama, kereta itupun pergi. Ternyata, kereta tersebut merupakan ekonomi ac terakhir yang ada pada waktu sekitar jam 4-an. Walhasil, kami terpaksa menunggu selama 2 jam "for nothing", demi mendapatkan kereta ekonomi ac berikutnya. Awalnya, timbul niat untuk naik kereta kelas ekonomi melihat seringnya kereta tersebut lewat. Namun, kami mengurungkan niat tsb. karena setiap gerbong penuh-sesak-berdiri-tanpa ac alias panas. Nganggur, nganggur, main hape. Tak terasa (terasa banget ah..), waktu sudah menunjukan pukul 17.30. Kami bersiap-siap, dan tak lama kemudian kereta datang. Akhirnya.. Di kereta, tetap penuh. Namun, masih ada ac sehingga masih cukup nyaman. Saya mencoba menghitung berapa waktu ya...
Komentar
Posting Komentar