Sekedar Fotografi

Jatuh, atau tidak jatuh? Entahlah.. Foto: Dok. Pribadi
Lihat di Instagram.
 Mungkin judul di atas merupakan judul yang salah, karena dari pengalaman gue potret sana potret sini, "sekedar fotografi" bukanlah hal yang cukup untuk dilakukan. Butuh usaha, kerja keras, kemampuan, pengetahuan terhadap sudut yang tepat, pencahayaan untuk mencegah backlight, dan momen yang tepat untuk mendapatkan hasil fotografi yang baik.

Gue baru-baru ini menyenangi fotografi. Sebenarnya sudah sejak lama tertarik, namun tidak dapat diteruskan karena tidak mempunyai gear yang bagus untuk mengambil foto yang dapat dikategorikan bagus (setidaknya menurut gue). Walaupun sekarang juga masih belum ada gear yang berwujud kamera DSLR, handphone gue sekarang sudah cukup membahagiakan untuk memenuhi hasrat per-foto-an gue.

Gue menemukan 'mainan' menarik bernama lensa eksternal. Banyak ditemukan di sekitar Stasiun Bogor, gue pun tertarik untuk mencobanya (walaupun yang gue beli bukanlah lensa eksternal yang dijual di sekitar Stasiun Bogor, tapi modelnya sama lah). Kira-kira isinya seperti ini:


Lensa eksternal untuk kamera handphone: fisheyemacro, dan wide. Foto: Dok. Pribadi
Awalnya gue kira gue telah ditipu abang penjualnya karena ketika gue buka bungkusnya, hanya terdapat dua lensa saja (yaitu fisheye dan wide). Namun, suatu ketika gue iseng, gue mendapati bahwa ternyata ada putaran lain di lensa wide, yang ternyata merupakan lensa macro ketika gue cabut. Kirain, ditipu. Maaf, ya, bang, udah nuduh haha.

Gue mencoba untuk mengeksplor kemampuan masing-masing lensa, dan belajar waktu penggunaan lensa tersebut secara otodidak berdasarkan pengalaman yang pernah gue tahu dan pernah gue lihat dari teman-teman gue. Menyenangkan, sangat menyenangkan. Hanya saja, mungkin karena gue 'hanya' membeli lensa eksternal yang harganya berada dalam rentang 'kantong mahasiswa', maka ada beberapa hasil foto yang buram di bagian selain dari bagian tengah foto. Namun kalau ingin menyalahkan diri sendiri, bisa saja terjadi faktor-faktor human error, seperti:

  1. Pemasangan lensa yang tidak tepat pada titik tengah kamera,
  2. Lensa yang tidak dibersihkan sehingga bercetak jari tangan, dan/atau
  3. Tangan gue bergoyang ketika mengambil gambar
Coba kita bandingkan hasil gambar antara foto tanpa menggunakan lensa eksternal, dengan mengguanakan lensa wide, dan dengan menggunakan lensa fisheye:

Komparasi tiga jenis foto: tanpa lensa, wide, dan fisheye. Foto: Dok. Pribadi
Ketiga foto tersebut diambil dari posisi yang relatif sama. Terlihat bahwa fisheye memiliki hasil gambar yang lebih kecil dibandingkan yang lain, dan agak sedikit buram, namun area yang terjangkau lebih besar, bahkan sampai terlihat sedikit ruangan di luar kamar gue. Secara teori, terdapat perbedaan focal length dari masing-masing (coba cek link ini, dan searching di Google untuk informasi lebih lanjut), dimana sebenarnya fisheye adalah ultra-wide lens. Secara praktek, biasanya fisheye dan wide dapat digunakan untuk foto beramai-ramai dengan geng karena cakupan foto yang lebih luas membuat semua orang yang hadir dapat masuk ke dalam foto. Selain itu juga, kedua lensa eksternal tersebut dapat digunakan untuk mengambil suasana perkotaan agar di dalam foto tersebut terambil objek-objek yang lebih banyak, seperti: gedung, mobil, pepohonan, dan langit.

Lain halnya dengan macro. Kata macro diambil dari bahasa latin yang artinya besar. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar objek-objek yang kecil, atau setidaknya hanya sebatas itu kemampuan lensa macro yang gue miliki. Seperti gambar di awal post ini, dan gambar di bawah ini, lensa macro mampu mengambil gambar dari objek yang relatif kecil, seperti butiran air pada ujung daun ini. Tanpa menggunakan lensa macro, biasanya kamera tidak dapat melakukan focus ke objek yang diinginkan sehingga hasil foto akan menjadi buram (blur).
Foto dengan menggunakan lensa macroFoto: Dok. Pribadi
Gue senang dengan eksplorasi gue menggunakan lensa-lensa eksternal untuk handphone. Masih banyak yang perlu gue pelajari untuk dapat menjadi seorang fotografer handal, seperti misalnya pengaturan ISO, white balance, expossure, ataupun detail-detail lainnya. Kalau nanti gue tahu, gue bagi kok, tenang, akan tiba waktunya nanti, hanya saja bukan sekarang.

Bonus:
Salah satu hasil jepretan gue dengan lensa macro. For your information, proses pengambilannya gue lakukan dengan susah payah karena gue tidak dapat berbicara dengan bahasa semut untuk mengatakan cheese agar dia diam dan tersenyum ketika gue foto.

Semut jalan-jalan. Foto: Dok. Pribadi
Lihat di Instagram

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Otomatis dari Microsoft Word

3rd Accident

Daftar Pustaka Mudah dengan Mendeley